Probolinggo – Muhammad Tamin (51) tak lagi muda, di usianya yang semakin senja dia masih memaksakan mata nya melihat detail kerusakan jam tangan yang akan diperbaiki.
Namun apa boleh buat, dari jasa servis jam tangan itulah Tamin mendapatkan penghasilan untuk biaya hidup keluarganya.
Ya, ayah 3 orang anak ini merupakan seorang tukang service jam yang membuka lapak di pasar gotong royong, Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo.
Sesepuh di dunia bisnis jual beli jam tangan ini sudah beroperasi sejak Tahun 1988. Sebelum akhirnya beralih menjadi tukang servis jam tangan saja.
“Dulu saya di kios dalam Pasar gotong royong, semenjak kebakaran Pasar saya pindah di samping pintu pasar,” terangnya, Rabu (22/12).
Setiap hari, Tamin membuka lapaknya mulai dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 13.00 WIB siang. Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia khususnya Probolinggo, Tamin mengaku pendapatannya mulai anjlok.
Tak jarang, Dia hanya menyervis 2 unit jam tangan perhari. Bahkan kadang tidak sama sekali.
“Biarpun sepi saya syukuri saja karna keahlian saya cuma tukang servis jam,” ucapnya. ***Yul