MANDALAPOS.co.id,TUBA- Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan taraf pendidikan, salah satunya melalui Program Indonesia Pintar (PIP), program bantuan dana dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar (KIP).
PIP dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah agar tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah.
Sayang, bantuan pendidikan yang disalurkan pemerintah melalui pihak sekolah, ternyata juga menggiurkan bagi oknum, yang diduga ingin memanfaatkan bantuan tersebut untuk kepentingan pribadi.
Seperti hal nya yang terjadi di SMP Negeri 1 Gedung Aji. Berdasarkan pengakuan seorang Alumni SMP Negri 1 Gedung Aji, Ia menuturkan jika dirinya mendapatkan dana PIP semasa masih mengenyam pendidikan di SMP I.
” Ya saya lulusan dari SMP Negri 1 Gedung Aji tahun ajaran 2019 Saat ini saya sudah Masuk Sekolah, Menengah Umum (SMK) Negri 1 Gedung Aji, dan saat ini saya sudah Kelas XII, saya terkejud mendengar dari paman bahwa saya mendapatkan bantuan dana PIP ditempat saya sekolah di SMP tersebut,” tutur alumni SMPN I Gedung Aji itu, enggan menyebutkan namanya, Selasa 8-12-2020.
Mendengar hal itu, Ia pun berinisiatif menanyakan langsung ke kepala sekolah SMPN 1. Ternyata, dirinya benar mendapatkan bantuan sebesar Rp.350 Ribu dalam satu tahun pada 2019, semasa masih bersekolah disana.
“Saya heran kok pihak sekolah dapat mencairkan Tanpa sepengetahuan saya dan orang tua saya. Bisa jadi mereka cairkan saya masih disekolah disitu, tapi dana tersebut sengaja tidak diberikan oleh kepala sekolah,” sebutnya curiga.
” Ini saja bisa dikasih kepala sekolah itu karena paman saya membawa wartawan, baru punya saya dikasih oleh kepala sekolah tersebut,” sambungnya.
Ditempat terpisah, salah satu wali murid yang menjadi narasumber mandalapos.co.id, juga menceritakan hal serupa, bahkan awalnya ia mengaku tak percaya.
“Pertama nya saya tidak percaya bahwa anak saya mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat, karena anak saya sudah setahun lebih lulus dari SMP Negri 1 Gedung Aji tersebut, tapi saya selalu diyakinkan oleh rekan kami dari Media dari Tanjung Karang, bahwa anak saya mendapatkan bantuan tersebut, tapi bantuan tersebut tidak diberikan oleh kepala sekolah,” kata wali murid yang juga enggan membeberkan identitasnya ini.
Wali murid itu mengatakan, temannya dari awak media meminta nomor induk siswa (NIS) milik anaknya untuk di cek dalam daftar penerima dana PIP.
“Setelah dicek NIS benar adanya bahwa anak saya mendapat bantuan, setelah melihat sendiri bahwa benar anak saya dapat bantuan tahun lalu, maka saya dan rekan dari pers serta diikuti 11 orang tua wali yang juga mendapatkan bantuan, kami mendatangi kepala sekolah SMP Negri 1 Gedung Aji dikantornya,” ungkapnya.
Ditemui oleh para wali murid, Kepala Sekolah SMPN 1 Gedung Aji mengelak, ketika ditanya kebenaran terkait pencairan dana PIP pada Tahun 2019 lalu.
“Apakah Ada guru yang datang memberi tau bapak-bapak sehingga menanyakan bantuan tersebut kepada saya,” ucap wali murid sumber mandalapos, Menirukan perkataan kepala sekolah SMPN 1 tersebut.
Sang Kepsek pun tetap berkeras diri, tak mengakui adanya pencairan dana PIP untuk siswa, seperti yang diklaim oleh para wali murid ketika anak-anaknya masih duduk di bangku SMP.
Namun, pertahanan sang kepsek pun mendadak ciut, lantaran para wali murid sepakat ingin melaporkan kasus tersebut ke polisi.
“Setelah kami berkata mau melaporkan permasalahan ini kepada pihak yang berwenang, spontan kepala sekolah tersebut mengakui dan siap membayar semua yang hadir pada hari tersebut, dan ahirnya kepala sekolah tersebut menelpon orang untuk membawa uang dari rumahnya untuk membayar Punya anak kami, lebih kurang sebelas orang,” Jelasnya
Tak sampai disitu, para wali murid juga dibuat heran, pasalnya, pembayaran bantuan tersebut tidak dibagi sama rata.
“Punya saya dikasih Rp.1.175.000, ada juga yang dikasih Rp. 350 ribu, juga ada yang diberi Rp. 750 ribu,” terang wali murid itu.
Setelah mendengar keterangan dari beberapa sumber, media ini mencoba untuk mendatangi kepala sekolah SMPN 1 Gedung Aji, yang Berinisial (I) dikantornya.
Tetapi berkali kali didatangi disekolah, sang kepsek selalu tidak ada dikantornya. Kami pun mencoba untuk menghubungi via telepon pribadinya, akan tetapi Nomernya Selalu tidak aktif.
Begitupun dengan wakil kepala sekolah SMPN I Gedung Aji, dirinya enggan memberi keterangan dengan alasan takut salah.
“Yang saya jelaskan seperti ini misalnya, yang dijelaskan bapak kepala sekolah seperti itu, nah itu takutnya salah omong, melainkan temui saja kepala sekolah, soalnya dia yang bisa jawab masalah itu,” Ucap wakil kepala sekolah SMPN 1 Gedung Aji.
Sampai diterbitkan berita ini kepala sekolah tidak bisa ditemui untuk dimintai keterangan.
Sangat disayangkan, perjuangan Pemerintah RI untuk membantu meringankan beban peserta didik, mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah harus dinodai oleh ulah oknum tak bertanggung jawab.
Bahkan, dugaan pembekuan dana PIP Tahun 2019 siswa SMPN 1 Gedung Aji, oleh oknum kepala sekolah, jelas melukai program pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pada sektor pendidikan, Ikhlaskah Bupati Tulang Bawang melihat ulah oknum yang menodai dunia pendidikan di wilayahnya ?
Laporan : Tim- ZULKIFLI