Mandalapos.co.id, Anambas — Pawai Taaruf Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-IX Provinsi Kepri di Kabupaten Kepulauan Anambas, turut dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan kesenian tradisional. Salah satunya kesenian yang berasal dari Sumatera Barat yakni kesenian Tambua Tasa.
Tabuhan Gandang Tambua pun menciptakan keramaian tersendiri, sehingga membuat ratusan mata masyarakat dan para tamu MTQ Kepri langsung tertuju kepada para pemainnya.
Bukan hanya keseniannya saja yang asli dari wilayah Sumatera Barat, para pemainnya pun asli dari berbagai wilayah di Sumatera Barat, seperti Padang Panjang, Pesisir, Pariaman, Bukit Tinggi ,Payakumbuh, Sawahlunto, dan Padang Kota. Mereka kini bersatu dalam sebuah wadah organisasi bernama Ikatan Keluarga Sumatera Barat (IKSB).
Pembina Kesenian Tambua di IKSB Kepulauan Anambas, Akmal Nurzaman, menerangkan, kesenian Tambua ini paling banyak dimainkan di wilayah Pariaman dan Maninjau Kabupaten Agam. Tambua juga masih sering dimainkan dan menjadi tradisi dalam setiap kegiatan seperti upacara adat ataupun pesta perkawinan.
Lanjut Akmal mengatakan, kesenian Tambua masuk ke Kepulauan Anambas sejak 10 tahun lalu di bawah naungan Ikatan Keluarga Sumatera Barat.
“Karena di Anambas ada banyak pendatang dari Sumatera Barat, semua berkumpul untuk meramaikan suasana ya kita adakan Tambua. Sekaligus sebagai kesenian untuk mengingat kampung halaman,” tuturnya saat ditemui mandalapos, Kamis (14/7) siang.
Dijelaskannya, Kesenian Tambua dimainkan oleh satu grup atau kelompok, 1 orang sebagai penggendang Tasa atau pemimpin lagu, dan 9 atau 10 orang sebagai gandang tambua.
“Pada hari ini kita tampil di MTQ ini dalam rangka menyampiakan pesan kearifan budaya yang ada di Anambas, sekalgus mempromosikan budaya kita kepada tamu, karena yang hadir di sini bukan hanya dari wilayah Provinsi Kepri, tapi ada turis juga, jadi kita sekaligus mempromosikan wisata dan kesenian,” terang Akmal.
Di Kabupaten Kepulauan Anambas sendiri, kesenian Tambua ini sebut Akmal, juga sering dimainkan dalam acara pernikahan warga Sumbar di Anambas.
Akmal pun mengimbau, agar generasi minang untuk mencintai budayanya sendiri. Hal itu dilakukan juga untuk menumbuhkan kecintaan pada kampung halaman.
Untuk mendukung regenerasi budaya dan kesenian khas Minang, IKSB pun kini memiliki paguyuban pemuda minang yang diberi nama Generasi Muda Minang Anambas (GEMA). ***Yahya