Mandalapos.co.id, Natuna — kehadiran investor perikanan di Kabupaten Natuna, membawa angin segar bagi perekonomian di daerah perbatasan ujung utara Indonesia ini.
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan sebelumnya yang hanya hilir mudik sekedar memberikan “harapan palsu”. PT. Wira Putra Bahari asal Jakarta, akan segera melakukan operasi di Pelabuhan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Selat Lampa Natuna.
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis industri pengalengan ikan ini, rencananya akan mulai beroperasi sebelum musim utara di Natuna tiba.
“Kami hadir di Natuna, untuk memastikan kapasitas produksi yang sudah ada. Dan terkait izin pembangunan serta operasional pabrik tengah kami upayakan,” tutur Direktur PT. Wira Putra Bahari, Jamil Abdul Rozaq, saat beraudiensi dengan Pemkab Natuna, Selasa (23/8).
Namun demikian, jelas Jamil, sebelum beroperasi perusahaan terlebih dahulu memastikan semua kebutuhan tersedia di Natuna. Mulai dari logistik kapal hingga kegiatan produksinya.
Sejauh ini ungkapnya, sebanyak 100 kapal penangkap ikan di WPP 711 juga telah menyatakan bersedia sandar di SKPT Selat Lampa Natuna, untuk mensuplai pasokan ikan.
Namun, karena keterbatasan daya tampung coldstorage di SKPT Selat Lampa, maka untuk tahap awal produksi direncanakan baru 4-5 kapal ikan yang mensuplai ikan.
Kedepan, menurut Jamil pihaknya juga berencana membangun coldstorage berkapasitas 3.000 ton.
Sementara itu, Bupati Natuna Wan Siswandi yang didampingi Sekda Natuna Boy Wijanarko Varianto saat beraudiensi dengan investor tersebut, menyambut baik kehadiran pabrik ikan di SKPT Selat Lampa.
Wan Siswandi menilai, kehadiran pabrik ikan tersebut akan meningkatkan perekonomian di wilayah Natuna.
Untuk membantu proses berjalannya pabrik ikan tersebut, Pemda Natuna juga akan membantu segala bentuk administrasi yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
“Kenapa kita sangat mendukung hal ini, karena informasi yang saya dapat, saat pabrik nanti beroperasi akan membutuhkan tenaga kerja 500 orang karyawan, bisa menyerap tenaga lokal,” ungkap Siswandi
Selain itu, kata Wan Siswandi, pihak investor akan mendatangkan 100 kapal nelayan yang akan berlayar di perairan laut Natuna dengan bobot 50 hingga 100 GT secara bertahap untuk mendukung suplai ikan kepada pabrik nantinya.
“Disamping menyerap tenaga kerja, kita berharap pendapatan pelaku ekonomi di Natuna meningkat, karena dari setiap kapal diperkirakan butuh logistik sekitar 30 juta perbulannya,” sebutnya.
Tak melupakan nelayan lokal Natuna, Wan Siswandi pun dengan tegas meminta kepada investor untuk berkomitmen pada perjanjian yang sudah disepakati, agar kapal-kapal tersebut beroperasi di atas 30 mil dari bibir pantai.
Hal itu dilakukan, agar tak mengganggu zona tangkap nelayan tradisional tempatan.
Bicara mengenai pendapatan daerah, Wan Siswandi yakin seiring berjalannya industri perikanan tersebut, akan berdampak positif bagi daerah.
“Karena, pemerintah pusat telah menetapkan para nelayan ini untuk sandar dan bongkar muat ikan mereka di Natuna, termasuk ekspor ikannya dari Natuna, hal ini tentu akan meningkatkan PAD kita,” ujar Wan Siswandi. ***Zubadri