Mandalapos.co.id, Anambas — Seorang masyarakat terlihat gagal melakukan transaksi pada mesin ATM di Bank BRI Unit Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Jumat (2/9) siang.
Hal itupun ditanyakan awak media mandalapos kepada Costumer Service (CS) Bank BRI Unit Tarempa.
“Apa ada uang di mesin ATM nya,” tanya awak media yang juga nasabah Bank BRI ini.
“Lihat sendiri saja pak! ” ucap singkat CS tersebut.
Tak puas dengan jawaban CS, awak media ini pun menemui Satpam Bank BRI untuk meminta menjumpai Pimpinan Unit Bank BUMN tersebut, dengan maksud ingin wawancara.
Alih-alih diarahkan menemui pimpinannya, satpam tersebut justru mempertanyakan maksud wartawan menemui pimpinannya.
“Kalau masalah komplain ATM cukup di CS saja pak. Kalau mau nanya mesin tak ada hak abang. Kecuali masyarakat komplain ke abang, terus suruh abang liput BRI, itu boleh, “ujar sang satpam.
Jelas pernyataan Satpam BRI Unit Tarempa itu aneh, seakan dirinya lebih tau tugas dari wartawan. Padahal, wartawan juga dapat melakukan tugas jurnalistik tanpa harus menunggu laporan masyarakat.
Sayangnya, sang satpam justru tetap kukuh tak membiarkan awak media menemui pimpinannya, meskipun sudah dijelaskan tujuannya untuk pemberitaan.
“Ada tak orang yang komplain ke wartawan, bisa tak kasih informasi itu ke saya. Kalau ada masyarakat yang komplain, baru saya kasih jumpa pimpinan,” ujarnya arogan.
Mendengar keributan di ruang pelayanan, Supervisor Bank BRI Unit Tarempa, Azmi, akhirnya keluar untuk mengajak awak media mandalapos ke ruangannya.
Setelah dijelaskan soal sikap Satpam terhadap awak media, Azmi akhirnya menuturkan permohonan maaf. Dia pun berjanji akan melakukan koreksi terhadap pelayanan di Bank BRI Unit Tarempa kedepannya.
“Saya kurang tau bahasa satpam seperti apa, tetapi kami minta maaf karena kita saling menghargai. Atas nama Bank BRI kami mohon maaf. Kami tidak akan menghambat segala pelayanan dan transaksi di Bank BRI,” tuturnya.
Sementara terkait masalah ATM, Azmi pun memberikan penjelasan bahwa gagalnya transaksi pada mesin ATM dimaksud, bukan karena tidak ada uang.
Dia menuturkan, hal itu bisa terjadi karena terputusnya jaringan atau ada kerusakan sistem.
“Sistem di layar lancar, begitu narik tak bisa. Itu karena sistem error, yang tau itu cuma ahli IT, kita ga ada IT disini, kita harus hubungi cabang,” jelasnya.
Azmi juga mengatakan, dalam seminggu pihaknya sebanyak 3 kali mengisi mesin ATM, dengan rata-rata pengisian sebesar Rp.400 juta. Sehingga, di mesin tersebut selalu terisi uang.
Meski demikian Azmi mengakui, bahwa mesin ATM tersebut tengah mengalami gangguan.
“Kebetulan ada kaset reject ATM yang error. Kita sudah hubungi cabang, tapi namanya juga proses jadi belum datang,” ungkapnya.
Namun, Azmi pun memberikan solusi bagi masyarakat yang tidak bisa bertransaksi melalui ATM, bisa melakukan transaksi di teller.
***Yahya
Berita tak bermutu
Pengecut, perlihatkan comentnya.. berita kalian tak jelas, kalian bebas nulis, masyarakat bebas juga coment.. yang kalian angkat ini tak bermutu!.. atm sangkut dan complain itu setiap hari terjadi di perbankan, mau di perbankan mana saja.. bisa diselesaikan dengan pegawai bank.
Apa tugas lain seorang jurnalistik tanpa menunggu laporan masyarakat??
Wartawan itu bukan Reskrim,
Bukan Intrligen, bermutulah dikit…walaupun jurnalistik pulau2 wak…
Malu kita…