Cerita Iyek, MC Kawakan dari Kepulauan Anambas

0
1468
Bukhari Muslim alias Iyek (Foto: YAHYA/Mandalapos)

Mandalapos.co.id, Anambas – Siapa tak kenal Bukhari Muslim, Master of Ceremony (MC) alias pembawa acara kawakan di Kepulauan Anambas yang memiliki nama panggung Iyek.

Di sela waktu senggangnya pada Jumat (10/3). Mandalapos pun berkesempatan mengobrol dengan Iyek sambil menggali cerita bagaimana perjalanannya sebagai MC.

Membeberkan ceritanya, Iyek pun menerawang jauh ke belakang ketika awal mula ia menjadi pembawa acara yang menurutnya sudah digeluti sekitar tahun 2004. Kebetulan, saat itu ia juga memiliki sanggar seni bernama Semarak Siantan.

Dari sanggar itulah, Iyek membiasakan diri menjadi seorang pembawa acara. Keahliannya sebagai MC dia pelajari secara otodidak.

“Saya belajar sendiri, saya lihat tv macam mana orang berkomunikasi, kemudian baca buku dan bertanya kepada kawan-kawan yang sama profesinya. Dari situ setiap ada acara kenduri, pernikahan acara kelurahan dan acara pemda ketika dipanggil ya saya sanggupi,” tuturnya.

Dia pun mengaku jika dirinya baru menjadi MC profesional di Tahun 2016. Dalam menjalankan tugasnya, Iyek pun selalu menjaga profesionalitasnya ketika Ia diminta memandu sebuah acara.

“Karena saya berfikir bahwa setiap orang yang mengundang saya mereka sudah mengeluarkan biaya, saya harus memberikan kesan bahwa apa yang saya pimpin sebagai pembawa acara itu bisa sampai, paling tidak pihak yang mengundang saya puas dengan apa yang saya kerjakan,” ujarnya.

Berprofesi sebagai MC bukan berarti tanpa tantangan dan kendala, Iyek mengungkapkan terkadang ia dituntut sigap jika sewaktu-waktu terjadi perubahan pada agenda acara. Mau tak mau, apa yang telah ia persiapkan sejak awal, harus disusun ulang kembali karena permintaan pemilik acara.

“Jika ada perubahan, kita harus menseting ulang dan itu spontan, itu perlu teknik,” imbuhnya.

Bahkan, tak jarang ketika Ia sudah jauh datang ke tempat acara, ternyata tidak ada yang mengenalinya sebagai MC.

“Kendala itu sebenarnya proses belajar kami, bahwa kendala itu untuk kita supaya lebih peka lagi melihat situasi, supaya orang itu tau saya ini MC, saya ini digunakan orang,” katanya.

Terkait honor sebagai MC, Iyek pun mengaku tak ingin selalu memberatkan kliennya, khususnya dari masyarakat. Karena prinsipnya, ada beberapa hal yang perlu dipandang dari sudut sosial ketimbang bisnis.

Menurut Iyek, tugas MC pun tak sekedar membawakan sebuah acara saja, tapi juga bertujuan untuk menyampaikan informasi serta meberikan pesan dan kesan kepada orang lain, bahwa acara itu memang perlu ada kemasan dan pesan di dalamnya.

Terakhir, pria yang kini berusia sekitar 58 tahun itu berharap, agar di Kepulauan Anambas dapat digelar pelatihan untuk MC, demi menambah ilmu dan wawasannya.***

**YAHYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini