Mandalapos.co.id, Tasikmalaya — Di tengah kondisi harga sembako yang kian melonjak, Iin Supriatna, Petugas Pembantu Dinas Perhubungan di Pos Tempat Penarikan Retribusi (TPR) Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, musti berjuang keras memenuhi kebutuhan keluarganya, meski pendapatannya tidak menentu.
Iin bukanlah PNS maupun pegawai kontrak Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya. Kepada mandalapos, dirinya mengaku hanyalah petugas sukarelawan (sukwan) pemungutan retribusi yang ditugaskan oleh UPTD Pengelola Terminal.
Karena statusnya sebagai Sukwan itu pula, Iin yang mengaku telah bekerja selama 13 tahun sebagai petugas sukwan di TPR ini, tak memiliki gaji maupun honor bulanan atas kerjanya.
Lalu dari mana pendapatan Iin?. Diungkapkannya, ia mendapatkan uang dari jasa penarikan retribusi terhadap angkutan umum di wilayah Kecamatan Puspahiang.
“Satu mobil (angkot) dikutip retribusi Rp2 ribu perhari. Paling minim sehari 30 sampai 35 mobil, paling banyak 50 mobil. Kalau 50 mobil berarti dapat retribusi Rp100 ribu sehari, itu hasilnya dibagi dua sama kantor 50:50,” terangnya.
Setelah setor ke kantor, lanjut Iin, hasil yang ia dapatkan lantas juga tidak menjadi miliknya sendiri, tetapi juga berbagi dengan petugas lainnya di TPR itu.
“Kalau ada 2 orang bagi dua, sisa beli minum, rokok, makanan ringan, paling bagian ke rumah sisa cuma Rp10 ribu, buat beli bensin aja kadang sudah habis,” sebutnya.
Tak sampai di situ, Iin pun mengaku tidak bekerja setiap hari, namun bergantian dengan petugas lain.
“Rata-rata sebulan 10 kali pertemuan aja,” ujarnya.
“Makanya di rumah kalau ada libur ngojek juga,” imbuhnya.
Menurut Iin, dirinya dan rekan-rekannya sesama petugas sukwan juga pernah menanyakan soal gaji ke pemerintah daerah.
“Tidak ada keputusan dari pemdanya, pernah ada keputusan dulu itu ketika Bupatinya pak Uu Ruzhanul Ulum, ada progam ingin ngasih uang honor Rp25 ribu untuk sebulan, itupun tidak jadi sampai sekarang,” ungkapnya.
Iin pun berharap Bupati Kabupaten Tasikmalaya bisa memberikan perhatian kepada petugas sukarelawan Dishub di tiap TPR.
“Harapan saya ada honornya seperti daerah lain, walaupun sedikit tetap ada. Karena selama ini pendapatan kami tidak mencukupi, makan pun pas-pasan,” tuturnya.***
*YAHYA