Mandalapos.co.id, Buton Tengah — Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) atau Basarnas Kendari telah resmi menutup Operasi SAR pencarian korban kapal tenggelam di Teluk Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Senin (24/7/2023).
Dalam keterangannya, Kepala KPP Kendari, Muhamad Arafah, mengatakan berdasarkan hasil identifikasi korban dari pihak Polres Buton Tengah, didapati data jumlah korban yakni, korban selamat 33 orang dan korban meninggal dunia 15 orang, sehingga total terdapat 48 korban.
Kepala KPP Kendari juga menjelaskan, terkait data dalam rilis sebelumnya, korban selamat yang terdata hanya 6 orang. Hal itu terjadi lantaran 27 orang korban selamat lainnya langsung pulang ke rumah sebelum didata.
Adapun nama-nama 33 korban selamat yakni,
- Marlina 18 tahun (Rawat Inap Puskesmas Mastim)
- Salsia 26 tahun ( Rawat Inap puskesmas)
- Putri Hanudin
- Egi
- Heni Marlina
- Paramita
- Iji
- Erik
- Alif
- Firman
- Arif
- Inling
- Lilis
- Embun
- Sridamayani
- M.Hendra
- Yamin
- Ponakan M.Hendra
- Akbar
- La supa
- Azul
- Ningsi
- La Ati
- Salam
- Zulfin
- Edwar
- Mimi
- Meliana
- Fandri
- Ainun
- Nurhafis
- Sairuddin
- Samlia
Sedangkan 15 korban meninggal yakni,
- Yanti(20)
- sayana (38)
- Narti (19)
- Elena (24)
- Nurasafila(26)
- Eti Fariski(18)
- Darni(17)
- Lakiran ( 46)
- Afkar (15)
- gadis (16)
- Irma (17)
- Muh Rifal (16)
- Waunde (37)
- Lusnawati (17)
- Muh.Kisan (7) / anak
“Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR terhadap kecelakaan kapal penyeberangan antar desa ini dinyatakan selesai dan ditutup,” pungkas Kepala KPP Kendari.
Sebagai informasi, kecelakaan kapal penyeberangan antar desa yang mengangkut 48 orang warga Lagili ini, tenggelam di tengah perjalanan dari Pelabuhan Lanto ke Pelabuhan Lagili, pada Senin 24 Juli 2023, sekira pukul 01.00 Wita.
Saat malam nahas itu, Warga Lagili baru saja pulang menyaksikan pesta konser HUT Buteng ke-9, di lapangan Kelurahan Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah, Minggu (23/7/2023) malam.
Namun siapa sangka, penyeberangan antara Pelabuhan Lanto ke Pelabuhan Lagili yang hanya memakan waktu sekitar 5 hingga 10 menit itu, bakal menimbulkan tragedi maut. Apalagi, banyak di antara korban masih berstatus pelajar sehingga membuat mereka trauma.***
*Laporan: Ahmad Subarjo