Mandalapos.co.id, Anambas — Para pelajar SMP dan SMA di Dusun Etang Desa Air Putih harus berjalan sejauh 4 kilometer untuk bisa sampai ke sekolah mereka, yang berada di Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas.
Mirisnya lagi, para pelajar harus melewati hutan semak dan pinggir pantai untuk sampai di sekolah. Orang tua mereka pun sebenarnya khawatir dengan keamanan para siswa, mengingat di hutan sekitar banyak ular berbisa. Namun apa boleh buat, itulah jalan satu-satunya untuk mendapatkan layanan pendidikan.
Tak hanya itu, kesulitan juga dirasakan oleh warga setempat yang sakit parah dan harus dirujuk ke RSUD Tarempa. Di mana kala laut surut, mereka tak bisa merujuk pasien, dan harus menunggu air pasang.
Tokoh Masyarakat Dusun Etang Pulau Bajau, Syamsul, mengatakan, semenjak Indonesia merdeka hingga Kepulauan Anambas sudah 15 tahun menjadi kabupaten, masyarakat Pulau Bajau khususnya di Dusun II Etang belum merasakan merdeka.
“Kami belum merasakan merdeka listrik dan jalan. Kalau ditanya berapa lama merasakan gelap, ya dari dulu sebelum merdeka,” ujar Syamsul dihubungi mandalapos, Selasa (3/10) malam.
Diungkapkan Syamsul, masyarakat sebelumnya mendapatkan angin segar soal wacana pembangunan jalan lingkar Pulau Bajau, yang diharapkan bisa membuka keterisolasian Dusun II Etang.
Bahkan kata Syamsul, masyarakat sudah rela menghibahkan lahan mereka untuk dijadikan jalan. Namun, alih-alih mendapatkan jalan mulus. Masyarakat justru kecewa lantaran jalan yang dijanjikan belum sampai ke dusun mereka.
” Kita udah cape ngadu ke pemda, jawabannya iya, sabar, kami jalan hitam sedepa pun tak ada,” ujarnya.
Syamsul pun berharap Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas segera melanjutkan pembangunan jalan lingkar Pulau Bajau, demi akses masyarakat
“Kalau dibangun jalan, baru kami merasakan yang namanya merdeka,” ucapnya. ****
*YAHYA