mandalapos.co.id, Anambas– Penduduk desa-desa terluar NKRI di Kabupaten Anambas, seakan telah terbiasa bersahabat dengan gelap. Meski begitu, bukan berarti mereka tak mendambakan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), untuk menerangi desanya.
Memang, kini Tarempa sebagai Ibukota Kabupaten Anambas telah terlayani sambungan listrik PLN. Namun rasanya masih terlihat kontras, jika kita menengok keadaan desa-desa yang terpisah dari pusat kota kabupaten terluar itu, masih gelap gulita.
Salah satunya saja Desa Serat. Di desa berpenduduk hampir 300 jiwa itu, warga sudah cukup lama merasakan hidup listrik hanya 6 jam sehari, mulai pukul 17:30 hingga 23:00 Wib.
Listriknya pun bukan dialiri dari mesin milik PLN, melainkan dari pembangkit listrik tenaga diesel bantuan Pemda Anambas yang dikelola Desa setempat.
Kemana PLN ? , pengakuan warga sekitar 3 bulan lalu PLN sudah menempatkan mesinnya di Desa serat, instalasi tiang dan kabel pun juga telah dipasang. Namun hingga kini, mesin milik PLN itu tak kunjung dioperasikan.
“Harapan kami bisa cepat berjalan lah mesinnya,” tutur Ali Usman warga setempat.
Perkataan warga juga diamini Kepala Desa Serat, Antika, yang dihubungi mandalapos, Selasa 2 Maret 2021. Dirinya mengatakan sering mendapatkan pertanyaan dari warga kapan pengoperasian listrik PLN.
“Memang masyarakat ada bertanya ke desa, tapi kan kita ga ada kewenangan disitu. Harapan saya selaku kepala desa, secepatnya diaktifkan, karena harusnya tak ada kendala lagi, kabel tiang pun sudah ada,” sebut Antika.
Dihubungi mandalapos, Supervisor Administrasi dan Pelayanan Pelanggan PLN ULP Anambas, Rinaldo, menuturkan pihaknya tengah fokus melakukan aktivasi listrik di desa lain Kepulauan Anambas.
“Kita selesaikan satu persatu desa dulu, saat ini kami lagi proses di Desa Telaga Kecil dan Desa Keramut,” ungkapnya, Selasa (2/3).
Dibeberkan Rinaldo, geografis Kabupaten Anambas yang berupa kepulauan, turut menjadi kendala dalam menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk mesin PLN di desa-desa.
“Dari teknis pengoperasian mesinnya kita tunggu alat-alat seperti dari Tanjung Pinang maupun daerah lainnya, itu butuh waktu,” pungkas Rinaldo.
***red-Yahya