Mandalapos.co.id, Natuna- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), hingga saat ini masih kekurangan tenaga medis dokter spesialis bidang penyakit dalam dan anak.
Hal ini pasca berakhirnya kontrak kerja bagi dokter spesialis tersebut semenjak bulan Desember 2020 lalu.
Hal itu membuat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, Rusdi, merasa cukup prihatin.
Pasalnya, jika di RSUD Natuna tidak tersedia dokter spesialis, otomatis jika ada masyarakat yang ingin berobat secara khusus terkait penyakit dalam maupun anak, harus rela berangkat keluar kota, dengan biaya yang cukup besar.
“Kalau harus berangkat (keluar kota), ya kasian masyarakat. Karena tiket pesawat dari Natuna sangat mahal, belum lagi biaya penginapannya nanti diluar sana,” ucap Rusdi, Selasa (09/02/2021) malam.
Ketua Komisi III DPRD Natuna dari Partai PDI-P itu berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna segera mengambil langkah, dengan mengusahakan untuk mendatangakan dokter spesialis, terutama untuk penyakit dalam dan anak.
“Saya rasa Pemda harus secepatnya merespon masalah ini, agar pelayanan kesehatan didaerah kita tetap berjalan maksimal,” harap Rusdi.
Sebelumnya Direktur RSUD Natuna, dr. Imam Syafari, mengungkapkan, bahwa semenjak kontrak kerja ahli medis habis diakhir tahun 2020 kemarin, pihaknya belum memiliki dokter khusus spesialis penyakit dalam dan anak.
“Hingga saat ini kami memang belum memiliki ahli medis dibidang itu, semenjak kontrak kerja ahli medis yang lama habis kontrak akhir tahun kemarin,” dr. Imam Syafari.
Dia mengatakan, selama ini jika ada pasien yang berobat ke poli klinik spesialis penyakit dalam dan anak, harus dirujuk ke Rumah Sakit Awal Bros, Batam.
Namun, jika kondisi pasien masih memungkinkan untuk ditangani di RSUD Natuna, maka pasien tetap dilayani dengan tenaga medis seadanya.
“Sekarang ini kita masih mengandalkan dokter umum, artinya pelayanan kesehatan tetap berjalan seperti biasanya,” tambah Imam.
Ditambahkan Imam, pihaknya telah berupaya melakukan koordinasi bersama Pemerintah Pusat, untuk memenuhi kekurangan sejumlah dokter spesialis.
Namun saat ini terkendala akibat maraknya wabah Covid-19 khususnya di luar Natuna yang mengharuskan para dokter spesialis penyakit dalam dan anak berfokus pada penanganan Covid-19.
“Di sana kan sedang puncaknya wabah Covid-19, jadi mereka para dokter spesialis itu difokuskan menangani pasien Covid-19, namun tetap terus kita upayakan koordinasi menambah kekurangan para dokter spesialis ini,” terangnya.
Untuk tenaga medis lainnya di RSUD Natuna seperti dokter spesialis Anestesi, dokter bedah, dokter spesialis mata, perawat, bidan dan apoteker, masih terbilang memadai.
“Meski anggaran daerah kita ada pengurangan, namun untuk pelayanan kesehatan tetap menjadi prioritas. Artinya kita akan terus berupaya menarik para dokter spesialis itu,” pungkas Imam.*(Adv)
***fian