Bukan Karena Vaksin Polio, Dokter Spesialis Sebut Anak Kejang di Anambas Karena Ada Riwayat Genetik

0
1757
Dokter Spesialis Anak RSUD Tarempa, dr. Karmila SpA, saat menjelaskan terkait kondisi seorang anak di Kabupaten Anambas yang mengalami kejang usai divaksinasi polio. (Foto: Yahya/mandalapos)

Mandalapos.co.id, Anambas – Dokter Spesialis Anak RSUD Tarempa, dr. Karmila SpA, menjelaskan dan meluruskan terkait kondisi seorang pasien anak di RSUD Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, bernama Aisah Haniffatuzzahra, yang diberitakan kejang-kejang usai menerima vaksinasi polio.

Dalam pemberitaan mandalapos sebelumnya dengan judul “Seorang Anak di Kabupaten Anambas Kejang-kejang Usai Divaksin Polio” pada Jumat, 2 Agustus 2024. Orang tua dari Aisah mengatakan anaknya mengalami kejang-kejang sehari setelah menerima vaksinasi Polio.

Dokter Karmila menerangkan, kejang-kejang itu bukan merupakan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada Vaksin Polio. Adapun salah satu KIPI ringan bawaan Vaksin Polio adalah demam.

Sedangkan kejang yang menimpa pasien anak bernama Aisah itu, menurutnya disebabkan oleh riwayat kejang dari keluarganya.

“Anak ini ada demam tinggi, sudah minum parasetamol tapi demamnya ga turun signifikan, di keluarganya juga ada riwayat kejang, kebetulan abang kandungnya pasien meninggal karena kejang,” ungkap dokter Karmila.

Lanjut dijelaskannya, secara genetic riwayat kejang dalam keluarga akan memunculkan resiko lebih tinggi terhadap anggota keluarga tersebut.

“Misal ada orang punya 3 anak, anak pertama sering kejang, nanti adek-adeknya kalau dia demam kemungkinan kejang akan lebih tinggi. Riwayat kejang ini diturunkan sifatnya,” sebutnya.

“Jadi memang kejangnya bangkit karena si anak demam tinggi. Kecenderungan genetiknya ini yang bisa menyebabkan kejang, bukan karena vakinasi polionya yang buat dia kejang,” tegasnya.

Dokter Karmila juga membeberkan, sebelum divaksinasi polio, pasien anak tersebut dalam kondisi baru saja mencabut gigi.

“Pencabutan gigI kan menimbulkan luka, sehingga otomatis sistem pertahanan tubuh kita juga tebagi menjadi dua kerjanya, untuk antibody setelah vaksin dan untuk gigi,” tuturnya.

Dokter Karmila juga memastikan vaksin polio ini sudah diteliti dengan serius, sehingga menurutnya vaksin ini tidak menyebabkan kejang.

Ditemui terpisah, Kepala puskesmas Tarempa, Apriyanti, membenarkan bahwa pihaknya melaksanakan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di sekolahn SD Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tarempa, pada 29 Juli 2024.

Menurut Apriyanti, pelaksanaan PIN Polio ini merupakan program pemerintah secara nasional.

“Dasar kita memberi karena di Indonesia ada kasus anak yang sudah terinfeksi polio, jadi kita disurati Kemenkes untuk melaksanakan PIN Polio, sasarannya anak umur 0 bulan hingga 7 tahun 11 bulan,” terangnya.

Menurut Apriyanti, dalam kegiatan PIN Polio ini dirinya turun langsung ke sekolah-sekolah sesuai sasaran umur. Bahkan, saat mensosialisasikanya ia turut menggandeng perwakilan dari Kantor Kementerian Agama di Anambas, mengingat ada beberapa orang tua yang mengaitkan kegiatan imunisasi ini dengan sisi agama.

Kepala puskesmas Tarempa, Apriyanti

Selain itu, Apriyanti juga memastikan pihaknya telah menjalankan prosedur yang benar sebelum pemberian vaksin.

“Kita ada tim, tim yang memberikan vaksin dan tim screening, seketika kita mau memberi vaksin tentu melalui hasil pemeriksaan, yakni anak tidak dalam kondisi demam, flu, dan batuk, atau memenuhi syarat dilakukan pemberian imunisasi,” jelasnya.

Setelah anak diberikan vaksin, lanjutnya, anak tidak langsung diperbolehkan pulang ke rumah sebelum 30 menit. Hal ini untuk melihat apakah terjadi reaksi setelah pemberian vaksin.

“Kami sudah sesuai prosedur pemberian imunisasai. Sebelum memberikan kita cek dulu obat yang akan kita beri, kalau kondisi rusak atau ekspired itu tak akan kita kasih, berubah warna juga tak boleh kita kasih,” tegasnya.

Adapun dosis pemberian vaksin polio ini, sebanyak 1 vial vaksin diberikan untuk 50 orang anak.

“Jadi bukan dosis Tunggal, dalam arti 1 dosis obat bukan untuk 1 anak, itu pemberiannya tetes bukan suntikan, 1 anak 2 tetes,” ungkapnya.*

*YAHYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini