Upaya DLH Natuna Tangani Lonjakan Sampah, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan Mulai Usia Dini

0
4
Kepala DLH Kabupaten Natuna, Ferizaldy,

Mandalapos.co.id, Natuna — Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memiliki sejumlah program dalam menangani sampah. Program tersebut digagas untuk mengajak masyarakat perduli dengan kebersihan lingkungannya mulai sejak usia dini .

Sejak tahun 2020 saat masih dipimpin Kepala Dinas Boy Wijanarko, DLH Kabupaten Natuna meluncurkan program – program penanganan sampah untuk melibatkan anak, yakni program Tacil Natalin, Milih, dan Gemas Milih.

Program Tacil Natalin (Tangan kecil Menata Lingkungan) merupakan program pendekatan pelajar siswa/siswi Sekolah Dasar untuk peduli lingkungan secara dini dimana sampah botol plastik dirumah akan dipilah kemudian dijual ke Bank Sampah sehingga bernilai ekonomis untuk mereka.

Selanjutnya Program Milih (Milenial Peduli Sampah) merupakan program untuk pendekatan ke pelajar siswa/siswi SLTA dan Sederajat agar lebih mencintai lingkungan.

Kemudian Program Gemas Pilih (Gerakan Masyarakat Peduli Sampah) program untuk pendekatan ke masyarakat.

Kepala DLH Kabupaten Natuna, Ferizaldy, mengungkapkan penanganan sampah mesti dimulai sejak dini, yakni dari lingkungan rumah tangga, hingga sekolah-sekolah.

“Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna, berupaya menjadikan lingkungan masyarakat bersih dari sampah, baik sampah organik maupun non organik,” ujarnya saat ditemui awak media, Jumat (18/10/2024).

Menurut Ferizaldy, upaya awal penanganan sampah yang dilakukan pihaknya adalah memisahkan antara sampah organic dan non organic.

“Sampah non organik nantinya akan kita cacah dan menjadi butiran sampah, sehingga bisa menjadi nilai jual ke pedagang pemasok sampah di Natuna,” sebutnya.

Mantan Camat Bunguran Timur itu juga menuturkan, saat ini pemisahan sampah organik dan non organik sudah dilakukan, namun pihaknya masih mengalami kendala diantaranya masalah peralatan.

“Alat kita sudah ada dua, tapi karena lama tak terpakai kondisinya sekarang rusak,” jelas Ferizaldy.

Ia mengungkapkan, bahwa pihaknya akan fokus pada penanganan sampah dengan melakukan pengadaan peralatan. Karena kata dia, hal ini dinilai sangat penting dan urgent.

“Contohnya saja di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah, peralatan kita kurang memadai,” ungkapnya.

Jadi, kata Ferizaldy, tahun ini Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna, telah menganggarkan untuk pengadaan alat berat jenis excavator yang berfungsi untuk menangani sampah di TPA Sebayar.

“Walaupun itu masih kurang, tapi setidaknya bisa menangani sampah di TPA kita yang ada di Sebayar, Desa Sungai Ulu,” ujar Ferizaldy.

Petugas persampahan sedang mengangkut sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di dekat pasar lama Ranai

Ferizaldy menyebutkan, bahwa jumlah alat angkut yang ada di DLH Natuna sebanyak 18 unit, terdiri mobil dump truk, alat berat, triseda, pick up truck amrol, dan kontainer.

“Alhamdulillah juga tahun ini kita mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk satu unit mobil dump truck dan 5 tossa,” imbuhnya.

Masih kata Ferizaldy, upaya yang akan dilakukan Pemerintah Daerah untuk penanganan sampah di TPA Sebayar, dengan cara melakukan penimbunan. Karena kata dia, hal ini sudah sesuai dengan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup.

“Kalau untuk lahan kita luas, jadi masih cukup, tidak ada permasalahan,” ucapnya.

Ferizaldy berharap, kepada masyarakat agar dapat mengurangi jumlah dan pemakaian sampah sekali pakai, terutama sampah plastik.

“Dengan mengurangi sampah, berarti kita sama dengan menjaga lingkungan yang sehat dan bersih,” tutur Ferizaldy, mengakhiri.

Pjs. Bupati Natuna, Rika Azmi, saat meninjau TPS di daerah pasar lama Ranai.

Dikonfirmasi terpisah, Pjs. Bupati Natuna, Rika Azmi, menghimbau kepada seluruh masyarakat Natuna, agar ikut berperan dalam menekan produksi sampah di Bumi Laut Sakti Rantau Bertuah.

Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga, yaitu dengan membawa tas belanja, ketika masyarakat ingin berbelanja ke pasar atau ke toko-toko. Supaya mengurangi penggunaan kantong plastik secara berlebihan.

“Dan kami harapkan, masyarakat dapat memisahkan sampah organik dan non organik, agar mudah dalam pengolahannya. Bahkan kalau kita kreatif, sampah organik ini bisa kita manfaatkan untuk pupuk tanaman yang alami tanpa bahan kimia,” tutur Rika Azmi. *(ADVERTORIAL)

*Laporan: Alfian

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini