mandalapos.co.id, Anambas– Dekat tak berarti istimewa, sepertinya kalimat itu tepat menggambarkan keadaan Dusun Terap, Desa Tarempa Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), yang masih miskin sinyal telekomunikasi khususnya internet.
Dusun Terap hanya berjarak 3 kilometer dari Tarempa sebagai Ibukota Kabupaten Anambas. Lokasinya dapat ditempuh dengan berkendara 10 menit melalui jalanan aspal mulus.
Meski dekat, kenyataan berkata Dusun Terap ternyata masih kesulitan dalam mendapatkan akses telekomunikasi yang memadai. Masalah ini pun tak sesuai ekspektasi akan keberadaan proyek Palapa Ring Barat yang melintasi Kabupaten Anambas.
Palapa Ring Barat adalah proyek dari Kementerian Kominfo RI, yang tujuannya untuk pemerataan jaringan telekomunikasi hingga ke pulau-pulau terluar, terdepan, dan tertinggal.
Sayang, Palapa Ring Barat ternyata tak bisa menjadi tumpuan untuk merdeka sinyal di seluruh wilayah Kabupaten Anambas.
Cukup beruntung, Dinas Komunikasi dan Informatika Anambas mau membangun alat repeater dan tower triangle, untuk menguatkan sinyal di perkampungan itu. Sementara pihak Desa Tarempa Barat Daya yang menyediakan lahannya.
Eits, tapi Diskominfo Anambas dan Pemdes ternyata tak serta merta menyediakan listrik bagi repeater tersebut. Bahkan diketahui, aliran listrik ke alat itu masih disalurkan dari rumah warga.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua RW 04 Dusun Terap, Saman. Ia mengaku untuk mendapatkan manfaat dari repeater itu, terlebih dahulu harus mengisi voucher pulsa listrik pakai uang pribadi.
Rugi ? sudah pasti Saman rugi. Selain membeli pulsa bagi telpon seluler atau kuota internet, ternyata masih juga terbebani oleh pulsa listrik alat repeater Diskominfotik Anambas.
“Alat ini hidup tapi kami kewalahan untuk isi pulsa, karena aliran listrik itu lewat rumah warga. Sekali isi Rp 50 ribu pakai duit pribadi,” beber Saman.
Pulsa Rp 50 ribu itu kata Saman, hanya mampu bertahan 5 hari. Sementara dengan penghasilannya dari gaji sebagai RW dan petani, dirasakannya berat jika secara menerus membeli listrik bagi alat tersebut.
Keluhan lelaki berusia 56 tahun itu, juga pernah disampaikan ke Kepala Desa Tarempa Barat Daya. Namun, pihak desa pun tak berani untuk menganggarkan pembelian voucher listrik, lantaran alat repeater itu bukan aset milik desa.
“Harapan saya kalau dapat bisa maksimal lah alat itu, supaya sinyal disini sama seperti di daerah lain, karena kampung ini dari kabupaten kita cuma 3 kilometer,” harap Saman.
Dikonfirmasi terkait alat Repeater di Dusun Terap, Kepala Dinas Diskominfotik Anambas, Japrizal, mengakui jika alat repeater serta tower triangle di dusun itu dibangun oleh dinasnya.
“Repeater penguat sinyal untuk telekomunikasi dibangun oleh Diskominfo berkolaborasi dengan desa,” kata Japrizal kepada mandalapos, Senin 19 April 2021.
Diterangkannya, dari sisi pemasangan perangkat sudah siap beroperasi. Namun demikian, karena alat penguat sinyal itu menarik sinyal dari BTS utama di Desa Arung Hijau, dalam proses memperkuat sinyal terjadi gangguan lantaran kontur daerahnya perbukitan.
Japrizal juga mengungkapkan, radius mendapatkan pancaran sinyal di repeater Dusun Terap maksimal 300-500 meter.
“Sebenarnya sinyal itu ranah Telkomsel, namun karena operator belum mau, kami pakai repeater itu untuk mengambil sinyal. Kita berkoordinasi dengan Telkomsel,” tuturnya.
Sementara itu untuk kolaborasi dengan pihak pemerintah desa, disebutkan Japrizal Diskominfo hanya menyediakan alat serta melakukan pemeliharaan atau perbaikan jika terjadi gangguan.
“Dalam rapat kami dengan desa waktu itu, desa menyediakan lahan dan mengalokasikan untuk belanja listriknya,” ungkap Japrizal.
Menilik Pernyataan Japrizal, jelas hal itu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Dimana seperti diungkapkan Saman sebagai warga dusun terap, Ia mengatakan selama ini pembiayaan voucher listrik repeater sinyal Diskominfo menggunakan uang pribadinya.
Bahkan, untuk kebersihan di sekitar areal alat repeater itu, Saman berinisiatif sendiri membersihkan rumput dan semak yang menjalar ke tiang triangle dan alat repeater milik Diskominfotik Anambas.
***red- Yahya