Mandalapos.co.id, Indramayu– Memasuki musim kemarau, Pemerintah Daerah Indramayu memberikan perhatian khusus terhadap potensi terjadinya kekeringan terhadap lahan pertanian produktif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memastikan distribusi air tetap merata dan bisa dinikmati oleh para petani.Â
Indramayu sebagai salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat, menjadi wilayah yang turut rentan mengalami kekeringan. Salah satu wilayah dengan ratusan hektar sawahnya yang rentan kekeringan yakni Kecamatan Lohbener
Melalui Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemda Indramayu akan memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian di Indramayu. Salah satunya dengan upaya normalisasi Irigasi DAS Cipelang Sekunder Pintu Waru, sepanjang sekitar 20 km.
Kepala Satlak BPBD Indramayu, Oce Dadang Iskandar melalui Plt Sekretaris, Caya, mengatakan, saluran irigasi di wilayah Desa Waru hingga Desa Kiajaran Wetan dilakukan normalisasi mengingat sedimentasi irigasi tersebut sangat tinggi dan kondisi saluran dangkal sehingga menyebabkan pergerakan air untuk menyuplai lahan pertanian tidak berjalan baik.
Gerak cepat normalisasi saluran tersebut, dilaksanakan atas kerjasama Pemkab Indramayu bersama BBWS Cimanuk – Cisanggarung (Cimancis) dengan menurunkan alat berat berupa excavator.
Dengan diturunkannya alat berat guna normalisasi Irigasi ini, setidaknya dapat menyelamatkan sekitar 653 hektar sawah yang tersebar dibeberapa desa diantaranya Desa Langut 90 hektar, Desa Lelea 227 hektar, Desa Cempe 269 hektar, Desa Lanjan 57 hektar dan Desa Kiajaran Wetan sebanyak 10 hektar.
“Jika normalisasi ini berjalan dengan baik, ratusan hektar lahan pertanian dapat diselamatkan,” katanya kepada wartawan Jum’at (21/5/2021).
Sementara itu, Kuwu atau Kepala Desa Langut, Juju Jubaidi, membenarkan, jika kondisi irigasi Sekunder Pintu Waru terjadi pendangkalan sehingga harus dilakukan normalisasi secara tuntas, apalagi dengan kondisi sampah yang volumenya sangat besar.
Ia meyakini, jika normalisasi tersebut bakal dapat menyelamatkan kondisi taman gadu yang saat ini sedang digarap oleh masyarakat. Namun demikian, diharapkan adanya pembangunan proyek modernisasi yang dilaksanakan oleh BUMN tidak berdampak pada proses pelaksanaan hilir giring air untuk petani di wilayah hilir irigasi tersebut.
“Hadirnya Pemkab Indramayu terhadap respon cepat kendala irigasi pertanian patut diapresiasi sebagai bentuk keseriusan untuk membantu petani diwilayahnya,” tuturnya.
Laporan: Resman S.