Mandalapos.co.id, Anambas– Gagah berdiri bangunan bercat biru di pinggiran laut Teluk Rit, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas. Dilihat dari kondisi bangunan dan warna cat yang belum pudar, menampakan bangunan itu masih baru dan belum pernah terpakai.
Usut punya usut, bangunan tersebut ternyata Gudang Logistik Daerah yang dibangun atas kerjasama Kementerian Perdagangan dengan pemda Anambas melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2019. Setidaknya itulah yang tertulis di sebuah papan di sudut gedung itu.
Di muka gedung , juga terdapat prasasti peresmian bertuliskan Gudang Non SRG yang diresmikan oleh Menteri Polhukam RI, Mohammad Mahfud Md, selaku pengarah Badan Nasional Pengelola Perbatasan.
Dikutip dari website Pemda Anambas, anambaskab.go.id, pembangunan gudang logistik non SRG memakan anggaran sebesar Rp 5,1 miliar (DAK). Bahkan, gudang itu salah satu dari beberapa proyek starategis yang dibangun pada Tahun 2019 di Kabupaten Anambas. Sementara itu didalam database ppid.anambaskab.go.id, dijelaskan pula tujuan dibangunnya gudang non SRG itu, agar ketersediaan stok baik itu barang pokok maupun barang penting di wilayah Kabupaten Anambas dapat teratasi.
Namun, sangat disayangkan miliaran rupiah uang rakyat sudah dikeluarkan tetapi hingga kini gudang tersebut belum termanfaatkan. Terlebih berdasarkan informasi yang dihimpun oleh mandalapos, para pengusaha atau pedagang enggan menggunakan gudang tersebut lantaran lokasinya yang masih sulit diakses. Alasan lainnya, kapasitas gudang milik pengusaha yang ada juga masih mencukupi.
Ya, memang cukup aneh pembangunan gudang yang diperuntukan untuk menyangga logistik daerah ternyata sulit diakses.
Hal ini pun tak ditampik oleh Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Anambas, Dahlia Harisa. Wanita yang akrab disapa Icha Akim ini menuturkan, dinasnya telah berupaya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, pengusaha, pedagang maupun distributor untuk menggunakan gudang logistik daerah itu.
“Alasan mereka mobilisasi di gudang itu agak jauh dan susah, gudang itu kan ga ada pelabuhannya. Bahkan untuk percobaan kita tawarkan free (gratis) untuk memakai gudang itu, tapi belum ada,” tutur Icha.
Ditanya mengenai perencanaan gudang logistik yang tak disertai sarana pelabuhan bongkar muatnya, Icha mengatakan tidak tahu-menahu terkait pembangunan fisik gudang tersebut. Pengakuannya, Ia baru menjabat di Dinas Perdagangan dan Koperasi Anambas pada Tahun 2019 dan gudang tersebut telah selesai dikerjakan.
“Tetapi kita dari Tahun 2019 juga sudah sampaikan ke dinas terkait seperti dinas perhubungan, kita sudah ada gudang tolonglah diperhatikan, karena untuk pemanfaatannya kami kendala di sarana seperti pelabuhan,” terang Icha.
Sepengetahuan Icha, pada Tahun 2021 Pemda Anambas telah menganggarkan untuk pembangunan pelabuhan penunjang gudang tersebut. Namun terjadi pemangkasan anggaran karena dampak Covid-19.
‘Informasi terakhir saya dengar di Tahun 2022 akan dibangun,” ungkapnya.
Pada edisi sebelumnya juga telah diberitakan mandalapos, Gedung Pasar Baru Antang yang dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus Anambas sebesar Rp 1,5 miliar juga belum dimanfaatkan alias menganggur.
***red-Yahya