mandalapos.co.id, Natuna– Ikatan Alumni Tekhnik Mineral Natuna (IKATEMA) meminta kepastian peluang bagi putera dan puteri daerah untuk berkontribusi bekerja di Industri Hulu Migas.
Pernyataan Ikatema ini tentunya ditujukan ke perusahaan Industri Migas yang melakukan kegiatan di wilayah Kepulauan Riau. Dimana diketahui ada 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), 7 sudah tahap eksploitasi dan 3 dalam tahap eksplorasi, yang tersebar di Laut Anambas dan Natuna Utara.
” Yang ingin kami tanyakan apakah ada peluang untuk putra putri daerah, Tentunya harus lewat jalur khusus untuk kami putra daerah bisa bekerja di perusahaan migas,” tutur perwakilan Ikatema, Soni, dalam acara audiensi SKK Migas Sumbagut dengan Pemkab Natuna, Kamis 3 Juni 2021.
Penuturan Soni ini sekaligus menambahkan masukan dari Wakil Ketua II DPRD Natuna, Jarmin Sidik, yang menuturkan Natuna memiliki tenaga kerja yang dahulu pernah bekerja di Rig tempat dilakukannya kegiatan hulu migas.
“Abang-abang kami ada yang sudah pernah bekerja di Rig itu, jadi apakah ada sedikit peluang untuk abang kami ini yang sudah berpengalaman untuk melamar, ” tutur Jarmin.
” Saya sependapat dengan pak Wakil Ketua, tetapi jangan hanya yang senior-senior saja pak, jangan melupakan kami yang junior-junior ini,” tutur Soni, menanggapi Jarmin.
Menurut Soni, Ada 22 orang alumni tekhnik mineral di Natuna, dan sampai sekarang ada yang belum bekerja. Salah satu yang sudah mendapat kesempatan bekerja yakni Naira, puteri asli Natuna yang kini bekerja sebagai staff operasi SKK Migas Sumbagut.
Menanggapi pertanyaan perwakilan Ikatema, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, mengatakan pihak SKK dan KKKS tidak menutup siapapun untuk bekerja dalam industri migas.
“Industri ini kompetitif , harus ada skill yang cukup tinggi dan dikuasai. Itu semua harus diequip (dilengkapi) dengan sertifikat, karena salah sedikit dalam kerja bisa menyebabkan kejadian fatal,” ujar Rikky.
Selain itu, Rikky juga menyebutkan kompetitif tak cukup berbahasa Indonesia, namun harus mampu menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris bahkan bahasa Rusia.
“Jadi karena ini industri global, keinginan belajar harus ditingkatkan. Saya kira melalui kordinasi pemda, jika ada potensi tersebut bisa disampikan nanti kita lihat seberapa besar kualitasnya,” pungkas Rikky.
Sementara itu, Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, mengatakan akan berkunjung ke kantor SKK Migas Sumbagut, untuk membahas peluang bagaimana putera daerah bisa bekerja di Industri Migas.
“Kami akan proaktif untuk menjemput peluang-peluang bagi daerah,” ucap Rodhial.
Sebagai informasi tambahan, kegiatan Audiensi dan sosialisasi yang dilakukan SKK Migas dengan Pemkab Natuna, terkait dengan pengeboran lepas pantai yang akan dilakukan Premier Oil di Blok Tuna Natuna, yakni pada sumur Singa Laut-2 dan Kuda Laut-2. (adv)
***fian