mandalapos.co.id, Natuna- Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Natuna, Marwan Sjah Putra optimis jika program kelapa hibrida dan jagung pipil bisa meningkatkan sektor pertanian di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Hal tersebut bukan tanpa alasan. Katanya, kelapa hibrida saat ini khusunya di Kepri merupakan salah satu komoditi ekspor yang cukup tinggi. Secara geografis dan lahan, kepulauan-kepulauan yang ada di Kepri memiliki potensi yang cukup besar di sektor ini.
Sementara jagung pipil pun tak kalah menjanjikan, berbeda dengan jagung manis yang memiliki keterbatasan waktu saat panen. Jagung pipil dinilai lebih memiliki nilai ekonomis sehingga petani tidak perlu takut untuk memproduksi dalam jumlah besar sekalipun.
“Kegunaan jagung pipil sangat banyak, bisa untuk tepung, pakan ternak hingga ke bonggol jagungnya pun bisa kita manfaatkan nantinya,” ujar Marwan kepada mandalapos, 23 Juni 2021.
Namun yang saat ini menjadi permasalahan adalah belum adanya pabrik pengelolaan jagung pipil di Natuna. Sehingga untuk memulai program ini, dirinya perlu berkoordinasi dan bersinergi dengan banyak sektor.
Keberadaan pabrik pengolahan hasil pertanian, menjadi salah satu solusi terkait pemasaran dan distribusi hasil pertanian.
“Jika kita ada pabrik, maka kedepannya para petani hanya tau menjual hasil panennya ke pabrik tanpa merasa takut hasil panen mereka tidak laku. Nanti pabrik lah yang memiliki peran memasarkan hasil panen para petani baik di dalam daerah maupun ke luar daerah sekalipun,” ujar Marwan.
Namun untuk merealisasikan hal tersebut bukanlah perkara mudah. Banyak tahapan yang mesti di lakukan.
“Yang terpenting saling sinergi antar dinas, dan juga tentunya dukungan dari Bupati kita mengenai program ini,” sebutnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma sangat mendukung wacana tersebut. Menurutnya kedua tanaman komoditi tersebut memang cocok untuk di kembangkan di Natuna.
“Hanya permasalahan mengenai pabrik ini yang perlu kita kaji lagi lebih lanjut,” ucap Hendra.
Menurut Hendra, untuk mewujudkan pembangunan sebuah pabrik butuh anggaran yang besar, tentunya harus direncanakan matang-matang. Ia pun optimis ke depan Natuna bisa berkembang di sektor pertanian, asalkan semua pihak bisa saling sinergi dan mendukung satu sama lain.
***Budi Darma