MANDALAPOS.CO.ID,LINGGA – Bupati Lingga H.Alias Wello lagi-lagi melantik pejabat di lingkungan Pemkab Lingga di areal terbuka.
Awe, begitu sapaan akrabnya ,bukan kali Pertama melantik sejumlah pejabat di ruang terbuka, di mana sang Bupati juga pernah melantik sejumlah pejabat di Komplek Makam Merah kelurahan Daik kecamatan Lingga dan di Pantai Nafau singkep.
Tentu saja pelantikan ala Awe ini mengundang tanda tanya banyak orang. Apalagi tempat yang dipilih juga tak lumrah, dari seharusnya di gedung atau perkantoran.
Terbaru, Bupati Awe melantik seratus empat puluh(140) orang pajabat eselon II.III dan IV ,pimpinan tinggi pratama,administrator dan jabatan pengawas di Lingkungan Pemerintah kabupaten Lingga, di Embung Bukit Tumang Selasa, (4/8/2020).
Prosesi pelantikan tak wajar Itupun akhirnya mendapat tanggapan Bupati, ia menjawab teka teki publik terkait dirinya kerap melantik para pejabat di ruang terbuka atau Makam yang terkesan “penuh misteri ” tersebut.
Menurut Awe atau yang kerab di juluki ” Sang Fenomenal Lingga” pelantikan pejabat di ruang terbuka atau di Alam terbuka bukanlah sesuatu ya berlebihan.
“Seandainya saya melantik para pejabat di makam ,itu artinya sebenarnya saya sedang memberi nasehat atau mengingatkan bahwa, Jabatan itu nanti akan di minta pertanggung jawabannya ,tidak hanya di dunia ini akan tetapi ketika sudah kembali kepada sang pencipta. Nanti jabatan itu yang menjadi saksi ahli ketika ajal sudah menjemput,itulah makam tempat manusia yang abadi,” kata Awe menerangkan maksudnya.
Sama Halnya ketika Awe melantik para pejabat dan memilih lokasi Embung Bukit Tumang sekarang, sesungguh nya ia sedang menitipkan pesan moral.
“Kenapa saya memilih areal Embung Bukit Tumang?. Saya ingin membangkitkan ingatan kita semua, bahwa dulu di lokasi ini pernah terjadi eksploitasi pertambangan timah secara berlebihan. Tanpa memperhatikan dampak dan keseimbangan lingkungan,” ujarnya.
Lanjut Awe, pelantikan ditempat itu hanya ingin menunjukan salah satu sudut di Lingga yang telah porak poranda akibat ulah manusia yang tamak dan menunjukan akibat dari ketamakan itu.
“Cukup Embung Bukit Tumang di kecamatan Dabo Singkep yang di porak poranda akibat keserakahan manusia,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama Awe mengingatkan, bahwa ketika Tuhan menitipkan jabatan kepada hambanya ,jangan di salah gunakan,apa lagi jabatan di gunakan untuk membuat kerusakan di bumi.
“Sekali lagi saya mengingat jabatan itu amanah bukan untuk memporak poranda Bumi Bunda Tanah Melayu, jangan umbar nafsu serakah ketika mendapatkan jabatan demi segepok rupiah,” pungkas Alias Wello.
Laporan: Sar