Mandalapos.co.id, Cianjur- Nenek bernama Kokom (70) Warga Kampung Babakan, Desa Cikidangbayang, Cianjur, Jawa Barat, merasakan mirisnya hidup sebagai orang tak mampu dan serba kekurangan. Bayangkan saja, di usia senjanya nenek tua dan anaknya itu harus hidup se-atap dengan kandang domba.
Emak Kokom sapaan akrabnya, terpaksa tinggal di sebuah saung yang satu atap dengan kandang domba setelah rumahnya dibakar oleh anaknya yang menderita gangguan jiwa.
Bukan hanya sekali, sudah dua kali rumah panggung milik wanita berusia 70 tahun terebut dibakar anaknya. Namun, kini kondisi sang anak sudah membaik, sehingga kekhawatiran Kokom sudah berkurang.
Emak Kokokm sehari-hari menjadi buruh tani untuk menghidupi diri dan anaknya.
Terkadang ia harus membuat bubur agar beras yang ia dapatkan bisa dihemat untuk esok hari.
“Kalau sedang ada yang menyuruh saya bisa mendapat upah Rp 40 ribu sehari dari buruh tani, itu cukup untuk beli beras,” kata Kokom kepada awak media di saungnya, Jumat (13/8).
Ia selalu bersyukur badannya masih kuat untuk menjadi buruh tani dan mencari rumput untuk domba titipan yang berada di saungnya.
“Saya hanya berdoa semoga sehat saja, Pa, supaya bisa terus merawat anak saya,” kata Kokom.
Kesabaran Kokom pun berbuah manis, rezeki tak terduga itu datang. Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan yang mengunjungi saungnya pada Rabu (11/8), memberikannya beras lima karung dan mie instan.
Tak hanya itu, Kokom pun terharu karena tak disangka-sangka Kapolres Cianjur akan membangunkan rumah untuknya.
Kapolres juga memerintah Kapolsek Mande untuk segera membuat gambar rumah Emak Kokom dan segera dibangun dengan layak, tidal seperti sekarang.
“Akan segera dibuatkan gambar rumahnya, terus akan kita bangun agar Emak Kokom dan anaknya bisa menempati rumah layak,” terang Doni Hermawan pada wartawan Jumat (13/8).
Doni mengaku prihatin dengan kondisi Emak Kokom. Dia menyebut, setidaknya bantuan beras dan sembako bisa meringankan kebutuhan sehari-harinya.
“Saya bersama Kapolsek Mande membawakan beras dan mi isntan, karena memang kehidupan Emak Kokom cukup memprihatinkan,” katanya.
***Herman