Mandalapos.co.id, Natuna- Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau meminta Bupati dan Walikota se-Kepri untuk menunda Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayahnya. Akibatnya, mulai hari ini Selasa 24 Agustus 2021, Pemkab Natuna meminta siswa belajar dari rumah (BDR) kembali.
Padahal sebelumnya, Orang tua dan murid di Natuna mengaku sangat bahagia ketika sekolah dibuka kembali untuk menggelar Pembelajaran Tatap Muka. Alasannya, PTM dianggap menjadi sistem belajar yang paling efektif ketimbang belajar jarak jauh atau belajar dari rumah.
Bukan hanya itu, belajar dari rumah yang menggunakan sistem daring juga tidak sepenuhnya dapat dilakukan oleh seluruh siswa di Kabupaten Natuna. Selain masalah sinyal atau jaringan internet, siswa juga dihadapi keterbatasan sarana belajar berupa handphone.
Seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah SMPN 2 Bunguran Timur, Budi Kesumawati. Menurut sang kepala sekolah, sekitar 15 persen siswanya tidak mempunyai HP untuk melakukan pembelajaran daring.
“Ada beberapa siswa yang tidak memiliki android, sekitar 15 persen lah,” ucapnya saat mendampingi Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar meninjau SMPN 2, Senin (23/8/2021)kemarin.
Sebagai solusinya, Kesumawati mengatakan siswa yang tidak memiliki HP android akan diberikan tugas secara offline oleh guru di sekolah. Caranya, si siswa datang ke sekolah mengambil sendiri tugasnya.
“Materi tugas yang diberikan tetap sama,” ucapnya.
Selama tiga minggu proses pembelajaran tatap muka di kelas, dikatakan Kesumawati, sejauh ini sekolah tidak menemukan kendala. Siswa pun dibagi kedalam tiga gelombang, selain itu dalam seminggu siswa hanya dua hari saja sekolah.
“Anak-anak lebih cendrung bergembira ke sekolah karena keluh kesah orang tua belajar dirumah kurang terkontrol,” ujarnya.
Dalam pelaksanaanya pihak sekolah juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat tidak saja bagi siswa namun juga bagi para guru dan pegawai.
“Kalau diantara mereka ada yang mengeluhkan sakit kita izinkan untuk tidak masuk sekolah,” terangnya.
Terpisah ditemui mandalapos, Ratih seorang ibu rumah tangga di Natuna mengaku kesal dengan kebijakan pemerintah yang kembali menutup belajar tatap muka di sekolah.
Apalagi dia melihat dalam sejumlah berita, terjadi perbedaan sikap antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terkait PTM.
“Katanya Menteri Pendidikan sekolah harus buka, tapi kok daerah malah mau ditutup. Jangan sampai anak-anak jadi korban,” ucapnya kesal.
“Buka aja lah (PTM), yang penting sekolah tegas harus jaga protokol kesehatan,” pungkas Ratih.
***Alfian