Mandalapos.co.id,- Melalui akun Instagramnya, @jokowi, Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Apa itu Porang? dilansir dari website Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, tanaman porang merupakan tanaman anggota family Aracacea, yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap.
Tahukah Anda, porang sudah dikenal sejak lama. Bahkan, pada masa penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang sebagai bahan pangan dan industri mereka.
Di beberapa daerah, porang dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya iles-iles, iles kuning acung atau acoan. Sepintas, tanaman porang mirip dengan suweg (Amorphophallus Campanulatus), iles-iles putih (Amorphophallus Spp), dan walur (Amorphophallus variabilis).
Namun, nama latin untuk jenis Porang adalah Amorphophallus muelleri.
Kandungan Tanaman Porang
Seperti tanaman umbi-umbi lain, porang juga mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan. Karbohidrat merupakan komponen penting dari umbi porang yang terdiri atas pati, glucomannan serat kasar dan gula reduksi.
Porang juga memiliki kandungan glukomanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kerabat yang lain. Kandungan lainnya pada porang di antaranya kristal kalsium oksalat, berbentuk jarum, inilah yang menyebabkan lidah dan tenggorokan terasa gatal dan panas saat mengonsumsinya.
Keberadaan kalsium oksalat pada porang ini pula yang membuatnya terbatas untuk pemanfaatan porang sebagai bahan pangan. Akan tetapi, melalui perlakuan pendahuluan yang tepat seperti adanya perendaman dalam larutan garam atau asam, sebagian besar kalsium oksalat dapat dihilangkan.
Semua Bagian Tanaman Porang Memiliki Nilai Jual Tinggi
Harga porang tahun 2021 ini sangat bervariasi. Namun untuk porang basah satu kilogram dihargai berkisar Rp10.000 hingga Rp13.000 rupiah. Sedangkan untuk porang iris kering per satu kilogram berkisar antara Rp55.000 hingga Rp65.000 rupiah. Sementara Katak (umbi kecil di sela daun porang) dijual sebagai bibit Rp255 ribu/kg.
Pemanfaatan Porang
Dihimpun dari berbagai sumber, porang juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga membuat lem organik serta penjernih air. Bahkan, menjadi salah satu bahan pembuatan komponen pesawat terbang.
Produk porang yang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi segar adalah chips, tepung porang (konjac flour), dan tepung glukomanan (konjac glucomannan).
Untuk apa tepung porang? Biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pangan fungsional, pakan ternak, pengikat air, bahan pengental, penggumpal atau pembentuk gel dan makanan diet rendah lemak dan kalori, terutama karena sifat kelarutan glukomanannya yang tinggi dalam air.
Jika dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tepung porang dapat diolah menjadi konnyaku (mirip tahu) dan shirataki (berbentuk mie) yang cukup terkenal di Jepang, China, dan Taiwan.
Porang juga bisa ditambahkan saat pembuatan mie. Penambahan 1 persen tepung porang dapat meningkatkan kandungan protein, lemak, pati, serat dan pengembangan mie. Ada pula yang memanfaatkan tepung porang untuk penstabil es krim.
Perlu diketahui, 1 buah umbi porang bisa berbobot 4 hingga 10 kilogram. Untuk luasan tanah 1 hektare, biasanya ditanami sebanyak 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton porang per-hektare, yakni dengan penghitungan 6.000 dikalikan 4 kilogram.
Dengan demikian, maka dalam hitungan kasar, jika satu hektare bisa menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp10.000/kilogram porang basah, kurang lebih bisa menghasilkan Rp240 juta.
Bagaimana, anda tertarik mencoba menanam Porang?
***Alfian