Mandalapos.co.id, Natuna – Air mata Anggota DPRD Natuna dari Fraksi Amanat Pembangunan Sejahtera (APS), H. Ahmad Sapuari, tak terbendung kala membacakan poin terakhir saran dan pendapat dari fraksinya terhadap Rancangan Peraturan Daerah APBD Tahun 2025, pada 25 November 2024, di ruang Paripurna DPRD Natuna.
“Kami Fraksi APS meminta pemerintah daerah untuk dapat mengalokasikan anggaran untuk tempat-tempat ibadah, seperti masjid dan mushola, yang pembangunannya belum selesai dan juga mengalami kerusakan,” ujar Sapuari di hadapan Bupati Natuna dengan mantap.
Namun ketika melanjutkan kalimat sarannya, kata-kata Sapuari pun mulai terbata-bata diselingi isakan tangis.
“ Serta , pemberian insentif untuk takmir, marbot masjid, guru ngaji,TPA, TPQ yang ada di daerah Natuna,” ucapnya sambil mengusap air mata yang sudah tak terbendung lagi.
Ketua DPRD Natuna yang memimpin rapat paripurna tersebutpun memberikan apresiasi kepada Sapuari, yang tak sekedar membacakan saran dan pendapat dari fraksinya, namun juga menyuarakan aspirasi masyarakat kecil dengan perasaan tulus.
Ditemui usai rapat paripurna, Sapuari pun mengungkapkan kepada awak media penyebab dirinya merasa terharu ketika membacakan saran pendapat fraksinya di atas podium.
“Mereka ini orang-orang luar biasa,” katanya, dengan suara yang masih bergetar.
“Mereka mengabdikan diri dengan penuh keikhlasan, tetapi sering kali kurang mendapat perhatian. Insentif memang ada, tapi jumlahnya sangat kecil. Padahal, mereka harus membagi waktu antara mengurus rumah ibadah, mendidik anak-anak, dan mencari nafkah untuk keluarga,”sebutnya.
Sapuari kemudian melanjutkan, mengisahkan perjuangan para marbot dan pengurus masjid yang ia temui selama turun ke tengah masyarakat. Bagaimana mereka berjuang memenuhi kebutuhan keluarganya sambil tetap setia melayani umat.
“Jika pemerintah memberikan perhatian lebih, saya yakin itu akan sangat membantu mereka dan juga masyarakat luas. Mereka ini adalah pilar keimanan dan sosial kita, yang menjaga moral dan spiritual masyarakat. Kita tidak boleh melupakan mereka,” tegasnya.
Sapuari menekankan bahwa membangun Natuna tidak hanya soal infrastruktur megah seperti jalan atau jembatan, tetapi juga soal membangun manusia. Ia menyerukan agar RAPBD 2025 lebih berpihak kepada kelompok keagamaan yang selama ini terus mengabdi tanpa pamrih.
“Membangun manusia, itulah yang terpenting. Kita harus menghargai pengabdian mereka yang bekerja untuk kepentingan umat,” harapnya.* (ADV)
*Laporan: Alfian