Mandalapos.co.id, Natuna — Aktivitas pertambangan pasir kuarsa di Kecamatan Bunguran Utara Kabupaten Natuna, ternyata berdampak terhadap kondisi air sungai Kelarik.
Belakangan ini, air Sungai Kelarik terlihat berwarna kecoklatan seperti mengandung lumpur. Diduga, air sungai tersebut tercemar oleh aktivitas pertambangan pasir kuarsa di wilayah Kecamatan Bunguran Utara yang dilakukan oleh PT. Multi Mineral Indonesia (MMI)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna, Ferizaldy, mengatakan keruhnya Sungai Kelarik sebagian besar disebabkan oleh perusahaan tambang kuarsa di sana.
“Kemarin kita bersama Pak Wakil Bupati dan kawan – kawan di PU kita pantau, setelah kita pantau fenonena itu pakai drone, memang ada indikasi dari perusahaan (kuarsa) itu juga,” ungkap Ferizaldy kepada awak media, Selasa (4/6) di Gedung DPRD Natuna.
Kendati demikian, Ferizaldy menyebut perusahaan kuarsa di Bunguran Utara itu bukan lah satu-satunya penyebab keruhnya Sungai Kelarik.
“Ada sumber – sumber lain seperti dari jalan-jalan yang belum diaspal, itu berkontribusi juga. Tetapi yang paling besar memang dari aktivitas perusaaan itu. Mereka memang sudah mulai uji coba penambangan,” jelasnya.
“Uji coba itu dia kan mengikis lahan dan membongkar gulma, kemudian melakukan pencucian pasir, dari pencucian itu saat hari hujan meluap ke sungai,” sambung mantan Camat Bunguran Timur itu.
Atas pemantauan yang dilakukan, kata Ferizaldy, DLH memberikan rekomendasi ke PT. MMI agar membuat sekatan – sekatan pada kolam pencucian.
“Namanya sungai mengalir dari tinggi ke rendah, di posisi dia (perusahaan) pun di tempat tinggi tempat pencuciannya, jadi air tempat resapan mereka saat hari hujan tak dikendalikan, sehingga air hujan tercampur ke lokasi dan meluap ke sungai,” bebernya.
Ferizaldy juga mengatakan perubahan warna sungai kelarik ini bukan kali pertama terjadi.
“Kita pernah pergi Januari kemarin, yang kuning pertama kita teliti. Bukan tercemar istilahnya tapi perubahan warna, karena musim hujan saja,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Bunguran Utara, Mikrayatulhayat, mengatakan, kondisi Sungai Kelarik menjadi keruh ketika hujan.
Ditanya apakah fenomena keruhnya Sungai Kelarik sudah terjadi sebelum adanya pertambangan kuarsa. Mikrayatulhayat kembali menjawab bahwa keruhnya sungai itu dipengaruhi intensitas hujan.
“Tergantung curah hujannya, kalau emang sangat deras bisa buat keruh,” ucapnya. *
*Alfian