Mandalapos.co.id, Anambas — Dengan geografis wilayahnya yang berupa kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas hanya memiliki daratan sebesar 1,35 persen, sedangan 98,65 persennya adalah lautan.
Dengan kondisi alam tersebut, kapal laut dan perahu motor merupakan alat transportasi utama bagi masyarakat Kepulauan Anambas untuk menjangkau antar pulau, maupun untuk berpergian ke luar daerah.
Selain itu, secara turun temurun sebagian besar penduduk Kepulauan Anambas juga bekerja sebagai nelayan, baik itu untuk sekedar pekerjaan sampingan ataupun pekerjaan tetap.
Berdasarkan data statistik sektoral Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2023, jumlah nelayan tangkap yang terdata oleh Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Anambas mencapai 3.781 orang.
Tak heran, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis solar di Kepulauan Anambas sangat tinggi. Hal ini karena pompong (kapal kayu) nelayan maupun pompong penyeberangan antar pulau menggunakan BBM solar.
Sayang, tingginya kebutuhan BBM solar di Anambas tak seimbang dengan kuota yang didapat Anambas, sehingga dikeluhkan para nelayan.
Menurut Ardy, perwakilan PT. Putra Bersaudara sebagai salah satu Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) Pertamina di Kepulauan Anambas, pihaknya telah mengetahui keluhan nelayan terkait kurangnya kuota solar. Kendati demikian, pihaknya tak dapat berbuat banyak mengingat kuota yang diberikan produsen juga terbatas.
Ardy mengungkapkan, APMS PT. Putra Bersaudara mendapatkan kuota sekitar 60 ton liter BBM solar per-bulan, untuk mencover kebutuhan di wilayah Kecamatan Siantan.
Ardy menilai, bertambahnya jumlah kapal pompong, turut menjadi penyebab kebutuhan akan BBM solar di Kepulauan Anambas semakin tinggi. Mau tidak mau, katanya, pemerintah daerah harus mengajukan kembali penambahan kuota BBM solar ke Pemerintah Pusat.
“Ke depannya, saya harap untuk pemda meminta tambahan kuota solar untuk Anambas. Mudah-mudahan ada solusi, mohon secepatnya diusulkan penambahan kuota supaya kebutuhan masyarakat tercukupi,” harapnya.*
*YAHYA