MANDALAPOS.CO.ID, POLMAN – Buah hati pasangan Sultan dan Rosmiati warga Desa Patampanua, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, meninggal dunia usai diimunisasi polio.
Bayi berusia tiga bulan berinisial AF itu, menjalani imunisasi Polio pada Kamis 25 Juni di Puskesmas Matakali. Pihak keluarga mengklaim bayi tersebut sehat sebelum dibawa ke puskesmas.
Namun, setelah disuntik vaksin Polio, kondisi bayi mungil itu berubah, diduga akibat bekas suntikan yang mengeluarkan darah terus menerus. Akhirnya Bayi tersebut pun menghembuskan nafas terahkir pada Selasa 31 Juni 2020 malam.
Indah, tante dari bayi mungil itu mengatakan, darah keluar dari bekas suntikan imunisasi pada Kamis lalu. Kata dia, awalnya orangtua sang anak dan anggota keluarga lainnya mengira bahwa darah tersebut merupakan gejala biasa usai imunisasi.
Tak hanya keluar darah dari bekas suntikan, bayi itu juga mengalami demam selama 2 hari. Selanjutnya sang anak rewel hingga suara sesak.
Karena kondisinya kian memperihatinkan, pada hari Minggunya sang bayi dilarikan ke rumah sakit. Ironisnya, kata Indah, saat di rumah sakit pihak keluarga terkejut saat melihat di sekujur tubuh bayi itu terdapat bercak biru lebam.
“Sampai lutut lebam, dokter juga lihat perutnya, banyak di situ (biru lebam). Dokter bilang DBD kali ini, suami saya bilang enggak ada itu DBD. Ini anak sehat sebelum imunisasi,” ucap Indah pada Selasa 30 Juni 2020. Dilansir detik.com .
Sayangnya, meski telah ditangani oleh pihak rumah sakit, namun nyawa bayi tersebut tak dapat diselamatkan usai mengalami sesak nafas. Kemudian sang bayi dimakamkan pada Senin malam.
Sementara itu, pihak Dinas Kesehatan Polman bersama perwakilan Puskesmas Matakali telah menemui keluarga bayi yang meninggal usai imunisasi tersebut. Dalam pertemuan itu, pihak keluarga mengutarakan tak menerima bayi 3 bulan disebut meninggal akibat menderita broncoponia atau infeksi pernafasan yang berat.
Pihak keluarga menuding ada kesalahan dalam prosedur penanganan pada saat korban diberi imunisasi, termasuk tak adanya timbangan di puskesmas saat akan penyuntikan. “Saya belum menerima, karena ini belum ada kejelasan,” ujar Rusman perwakilan keluarga bayi.
Sementara petugas medis Puskesmas Matakali dokter Sintiya mengatakan bayi tersebut saat ditangani sudah dalam kondisi kritis karena sesak akibat broncopenemonia.
Masih di lansir dari detik.com, Kepala puskesmas Matakali, Ahmad yang ikut hadir dalam pertemuan ini, meminta maaf kepada keluarga.
“Kami sebagai kepala puskesmas meminta maaf kepada keluarga ini. Prinsipnya sudah delapan tahun kami di sini, baru pertama kali ada kejadian begini,” ujarnya pada Rabu 1 Juli 2020.
“Artinya keigiatan-kegiatan imunisasi yang kita lakukan di sini selalu berdasarkan SOP. Mereka (pihak keluarga) sangat setuju dan minta maaf kami diterima,” tambah Ahmad .
(Redaksi)