
Mandalapos.co.id, Tasikmalaya – Lincah dan riang, para pelajar di SD Negeri Girijaya, Desa Puspasari Kabupaten Tasikmalaya, tak menggambarkan sedikitpun raut wajah khawatir dalam menjalankan aktivitas belajar di sekolahnya.
Berbeda dengan perasaan orang tua mereka, selalu was-was lantaran anaknya belajar di bawah atap sekolah yang hampir roboh.
SDN Girijaya terletak di Desa Puspasari, Kecamatan Puspahiang. Sekolah ini sudah beroperasi sekitar tahun 1958 silam, dan kini tengah mendidik 139 orang siswa.
Dari pantauan mandalapos, sepintas bangunan sekolah SDN Girijaya memang terlihat kokoh, namun jika dilihat lebih detail dari dekat, genteng sekolah sudah bergelombang dan sebagian cekung ke dalam. Bahkan, plafon dalam ruangan kelas terlihat mulai bolong.
Tak hanya orang tua siswa yang dibuat was-was, para guru pengajar juga dibuat khawatir jika hujan deras disertai angin kencang melanda.
“Karena sudah rusak parah kami khawatir anak tertimpa genting dan plafon,” ujar Cuhhadah Kepala Sekolah SDN Girijaya ditemui mandalapos, Rabu (12/2/2025).

Menurut Cuhhadah, saat ini ruang kelas 4 sudah dikosongkan karena kerangka atap dan plafonnya yang tinggal menunggu waktu untuk roboh. Tak hanya itu, perpustakaan sekolah juga terpaksa dipindahkan ke ruang kelas lainnya karena rusaknya atap.
Terkait kondisi yang memprihatinkan ini, Cuhhadah juga sudah menyampaikan proposal renovasi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya sejak tahun 2022. Namun bak ditelan bumi, hingga tahun 2025 belum ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
“Melalui pengawas sekolah, PGRI, dan Camat juga sudah kami sampaikan,” sebutnya.
Kondisi ini juga mengundang rasa prihatin dari komite sekolah, orang tua siswa dan paguyuban di Puspahiang. Sehingga beberapa waktu lalu digelar lah rapat untuk melakukan perbaikan ringan dan seadanya. Menurut Cuhhadah, saat itu terkumpul dana sebesar Rp12 juta yang kemudian digunakan untuk merenovasi rusuk/kerangka atap, plafon, resplang, dan WC murid.
Kendati demikian, renovasi yang dilakukan belum menyentuh seluruh atap bangunan yang rusak, musibah masih tetap mengintai anak-anak di SDN Girijaya.
“Harapan kami ingin secepatnya pembanguan SDN Girijaya ini segera direalisasikan. Jadi kegiatan belajar mengajar pun bisa berjalan aman nyaman, tidak seperti sekarang kami was was kalau hujan dan angin kencang, kami khawatir anak-anak tertimpa,” harap Cuhhadah.*
*YAHYA