Mandalapos.co.id, Indramayu – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Dadang Oce Iskandar mengingatkan potensi besar terjadinya bencana di Kabupaten Indramayu.
Potensi bencana itu adalah banjir di beberapa kecamatan sehingga perlu dilakukan antisipasi sedini mungkin.
Hal itu dikatakan Oce saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi (Banjir, Longsor, Cuaca Ekstrim, Gelombang Ekstrim dan Abrasi) di Wilayah Kabupaten Indramayu, senin (22/11/2021) di Aula Dinas PUPR Indramayu.
Menurutnya, melalui Rakor yang diselenggarakan untuk kedua kalinya itu bertujuan untuk memberikan gambaran seberapa besar kendala penanggulangan bencana di Kabupaten Indramayu melihat data Kajian (Ensikolog) BPBD Kabupaten Indramayu Tahun 2019 hingga 2023.
“Artinya analisa yang ada masih berlaku sampai tahun 2023 ini, nantinya ketika Bupati Indramayu mencanangkan himbauan melalui SK-nya terkait penanggulangan ini, berarti administrasi, komando, semuanya harus siap siaga,” katanya.
Oce menjelaskan, terjadinya peningkatan curah hujan di Kabupaten Indramayu menurut perkiraan BMKG Jatiwangi Majalengka dimulai puncaknya pada Bulan Desember dan Bulan Januari hingga Februari Tahun 2022.
Sehingga, jelasnya, antisipasi terjadinya bencana banjir di Kabupaten Indramayu bukan hanya bermula dari curah hujan yang tinggi, melainkan harus diwaspadai lokasi tanggul-tanggul sungai yang rawan jebol imbas dari adanya kiriman air dari hulu yang dibuang ke Kabupaten Indramayu.
“Saluran pembuangan akan dibuka semuanya ini yang akan membuat kita khawatir seperti Kabupaten Karawang dan Bekasi. Ini ketika saluran pembuangan dibuka semua karena bendungan sudah penuh air, ini yang nanti akan membuat kita kaget,” jelasnya.
Ia menambahkan, potensi bencana banjir di Kabupaten Indramayu perlu adanya kesiap-siagaan dari sejumlah elemen masyarakat sehingga kejadian serupa tahun 0lalu jangan sampai terulang kembali.
“Menurut data banjir 2020 skala banjir di Kabupaten Indramayu masih terbilang skala sedang, akan tetapi kerusakan dan kerugian nyata dirasakan seperti rusaknya tanggul-tanggul, sekitar 13.629 hektare terdampak di 21 kecamatan dan 137 desa,” tambahnya.
Masih Rendahnya IDK
Oce menilai, kondisi ini tidak terlepas dari Indeks Ketahanan Daerah (IDK) Kabupaten Indramayu yang masih rendah yakni, hanya di bawah 0,5 hasil pemetaan 3 instansi atau lembaga yang membina masalah kesiapsiagaan ketahanan daerah dalam menanggulangi bencana.
“Angka ini menunjukan bahwa kapasitas kita masih rendah dalam penanggulangan bencana. Karena ketika banjir terjadi, masyarakat bukannya menolong tapi menonton, tidak peduli terhadap kebersihan, saluran air, membuang sampah sembarangan. Berfikiran urusan bencana ini urusan pemerintah bukan warganya,” ungkapnya.
Ia berharap, dengan Rakor ini akan dibentuk komponen organisasi dalam menanggulangi bencana sesuai tugas dan fungsinya masing-masing dari anggota gabungan yang melibatkan SKPD terkait, TNI, Polri, dan para relawan di Kabupaten Indramayu.
Dengan begitu, ketika komponen organisasi terbentuk maka bisa memaksimalkan manajerial sehingga semuanya bisa bekerja sama dan memiliki posisinya masing-masing dalam menghadapi bencana.
“Karena kelemahan yang ada nanti ketika terjadi sesuatu ada rekan kita yang tidak mengetahui posisinya apa, kebanyakan begitu. Saya mengharapkan kepada seluruh SKPD dan relawan untuk bisa menempatkan orang orangnya disetiap bagian,” harapnya. ***(Resman S )