Mandalapos.co.id, Jember- Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember mendorong masyarakat yang hendak menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar selalu mengikuti prosedur.
Imbauan ini berkaca pada kasus atau kejadian PMI non prosedural yang pulang ke Kabupaten Jember dengan keadaan tidak diinginkan, seperti depresi, sakit, lupa ingatan, bahkan banyak yang meninggal dunia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember, Suprihandoko, mengatakan, salah satu penyebab terjadinya kasus ini adalah ketidaktahuan masyarakat terhadap proses penempatan PMI yang sesuai prosedur dan kurangnya pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan sebagai PMI.
Oleh karena itu, sebut Suprihandoko, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember berusaha memberikan pelatihan-pelatihan kerja bagi calon PMI, agar PMI yang bekerja di luar negeri memiliki pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
“Kami Dinas Tenaga Kerja Jember telah mengundang Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar memberikan BIMTEK ke 248 desa dan kelurahan agar di masing-masing desa bisa menyediakan baliho atau informasi lowongan pekerjaan di masing-masing wilayah,” tambah Suprihandoko.
Selain itu, Suprihandoko juga sedang berusaha untuk memperoleh bantuan melalui dana CSR dari berbagai perusahaan, guna memberikan pelatihan atau pemagangan di berbagai keahlian.
“Pelatihan-pelatihan tersebut akan kami berikan apabila kami mendapatkan bantuan dana yang bersumber dari CSR perusahaan atau Jasa sebagai pahlawan devisa dan Jasa devisa dari PMI. Bisa ditanyakan teman-teman wartawan kepada Bank Indonesia biar lebih paham apa yang dimaksud dengan istilah itu,” sebutnya.
“Apabila para PMI yang sudah sesuai prosedural, khususnya yang berasal dari Kabupaten Jember sudah bisa memiliki keahlian dan kemampuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, maka mereka bisa bekerja dengan lebih baik dan memiliki kesejahteraan, sehingga bisa menjadi PMI yang sukses,” pungkasnya.*
*Slamet
