12.6 C
New York
Sabtu, November 23, 2024
Beranda Daerah JABODETABEK DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton

DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton

0
352
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim (foto: Herman :mandalapos)

Mandalapos.co.id, Bogor-  Sebuah cuitan di Twitter berisi keluhan orang tua siswa terkait guru yang dinilai otoriter dan arogan viral di media sosial. Selain mengeluh di media sosial, orang tua siswa bernama Anung Hidayah (36 tahun) yang berdomisili di Kabupaten Bogor itu,  turut melaporkan sang guru ke pihak sekolah.

Dalam cuitannya pada Rabu (4/8), Anung menceritakan tentang istrinya yang dikeluarkan dari grup WhatsApp pembelajaran jarak jauh (PJJ) anaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. Istri Anung dikeluarkan lantaran melakukan protes kepada guru yang memberi tugas yang banyak, namun tidak disertai pemberian materi.

Kejadian ini pun menyedot perhatian berbagai pihak, salah satunya Anggota DPRD Kabupaten Bogor.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim, mengatakan pihaknya akan mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) untuk membuat terobosan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Lembaga Legislatif itu juga akan melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan PJJ agar kasus serupa tak terulang.

“Hal ini juga jadi salah satu tambahan dalam evaluasi berkala kami. Sehingga kami juga akan mendorong Disdik Kabupaten Bogor untuk memberikan terobosan, karena Kabupaten Bogor luar biasa luasnya dengan beragam kondisi yang ada,” kata Agus kepada awak mediaSelasa (10/8).

Agus mengatakan, diharapkan Disdik Kabupaten Bogor bisa berkoordinasi dan memberi solusi terbaik bagi sekolah, guru, para siswa, juga para orang tua siswa. Sebab, PJJ sudah dilaksanakan selama hampir dua tahun.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, di beberapa daerah Kabupaten Bogor terdapat daerah yang tidak dapat menjalani PJJ sama sekali. Ada yang terkendala karena tidak mendapat sinyal, juga ada yang karena tidak memiliki aplikasi untuk belajar daring.

“Mereka harus ada solusi, dan ini harus dipikirkan terus oleh pihak Disdik. Mereka enggak boleh diam, enggak boleh menyerah karena Kabupaten Bogor luasnya luar biasa dengan permasalahan yang kompleks,” jelasnya.

Kondisi yang demikian, dikatakan Agus dapat mempengaruhi psikologis bagi mereka yang terlibat. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak di bagian pendidikan terus bersinergi dan bekerjasama di tengah kondisi pembelajaran yang tidak ideal.

Dia berharap, Disdik Kabupaten Bogor dapat membantu guru agar tidak kehilangan inovasi. Selain itu, diharapkan pihak sekolah tidak melakukan pembelajaran secara monoton. Orang tua murid pun diminta untuk terus menjalin komunikasi dengan sekolah.

***Herman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton - Mandala POS
12.6 C
New York
Sabtu, November 23, 2024
Beranda Daerah JABODETABEK DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton

DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton

0
352
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim (foto: Herman :mandalapos)

Mandalapos.co.id, Bogor-  Sebuah cuitan di Twitter berisi keluhan orang tua siswa terkait guru yang dinilai otoriter dan arogan viral di media sosial. Selain mengeluh di media sosial, orang tua siswa bernama Anung Hidayah (36 tahun) yang berdomisili di Kabupaten Bogor itu,  turut melaporkan sang guru ke pihak sekolah.

Dalam cuitannya pada Rabu (4/8), Anung menceritakan tentang istrinya yang dikeluarkan dari grup WhatsApp pembelajaran jarak jauh (PJJ) anaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. Istri Anung dikeluarkan lantaran melakukan protes kepada guru yang memberi tugas yang banyak, namun tidak disertai pemberian materi.

Kejadian ini pun menyedot perhatian berbagai pihak, salah satunya Anggota DPRD Kabupaten Bogor.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim, mengatakan pihaknya akan mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) untuk membuat terobosan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Lembaga Legislatif itu juga akan melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan PJJ agar kasus serupa tak terulang.

“Hal ini juga jadi salah satu tambahan dalam evaluasi berkala kami. Sehingga kami juga akan mendorong Disdik Kabupaten Bogor untuk memberikan terobosan, karena Kabupaten Bogor luar biasa luasnya dengan beragam kondisi yang ada,” kata Agus kepada awak mediaSelasa (10/8).

Agus mengatakan, diharapkan Disdik Kabupaten Bogor bisa berkoordinasi dan memberi solusi terbaik bagi sekolah, guru, para siswa, juga para orang tua siswa. Sebab, PJJ sudah dilaksanakan selama hampir dua tahun.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, di beberapa daerah Kabupaten Bogor terdapat daerah yang tidak dapat menjalani PJJ sama sekali. Ada yang terkendala karena tidak mendapat sinyal, juga ada yang karena tidak memiliki aplikasi untuk belajar daring.

“Mereka harus ada solusi, dan ini harus dipikirkan terus oleh pihak Disdik. Mereka enggak boleh diam, enggak boleh menyerah karena Kabupaten Bogor luasnya luar biasa dengan permasalahan yang kompleks,” jelasnya.

Kondisi yang demikian, dikatakan Agus dapat mempengaruhi psikologis bagi mereka yang terlibat. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak di bagian pendidikan terus bersinergi dan bekerjasama di tengah kondisi pembelajaran yang tidak ideal.

Dia berharap, Disdik Kabupaten Bogor dapat membantu guru agar tidak kehilangan inovasi. Selain itu, diharapkan pihak sekolah tidak melakukan pembelajaran secara monoton. Orang tua murid pun diminta untuk terus menjalin komunikasi dengan sekolah.

***Herman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton - Mandala POS
12.6 C
New York
Sabtu, November 23, 2024
Beranda Daerah JABODETABEK DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton

DPRD Minta Disdik Bogor Buat Terobosan Agar PJJ Tak Monoton

0
352
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim (foto: Herman :mandalapos)

Mandalapos.co.id, Bogor-  Sebuah cuitan di Twitter berisi keluhan orang tua siswa terkait guru yang dinilai otoriter dan arogan viral di media sosial. Selain mengeluh di media sosial, orang tua siswa bernama Anung Hidayah (36 tahun) yang berdomisili di Kabupaten Bogor itu,  turut melaporkan sang guru ke pihak sekolah.

Dalam cuitannya pada Rabu (4/8), Anung menceritakan tentang istrinya yang dikeluarkan dari grup WhatsApp pembelajaran jarak jauh (PJJ) anaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. Istri Anung dikeluarkan lantaran melakukan protes kepada guru yang memberi tugas yang banyak, namun tidak disertai pemberian materi.

Kejadian ini pun menyedot perhatian berbagai pihak, salah satunya Anggota DPRD Kabupaten Bogor.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim, mengatakan pihaknya akan mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) untuk membuat terobosan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Lembaga Legislatif itu juga akan melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan PJJ agar kasus serupa tak terulang.

“Hal ini juga jadi salah satu tambahan dalam evaluasi berkala kami. Sehingga kami juga akan mendorong Disdik Kabupaten Bogor untuk memberikan terobosan, karena Kabupaten Bogor luar biasa luasnya dengan beragam kondisi yang ada,” kata Agus kepada awak mediaSelasa (10/8).

Agus mengatakan, diharapkan Disdik Kabupaten Bogor bisa berkoordinasi dan memberi solusi terbaik bagi sekolah, guru, para siswa, juga para orang tua siswa. Sebab, PJJ sudah dilaksanakan selama hampir dua tahun.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, di beberapa daerah Kabupaten Bogor terdapat daerah yang tidak dapat menjalani PJJ sama sekali. Ada yang terkendala karena tidak mendapat sinyal, juga ada yang karena tidak memiliki aplikasi untuk belajar daring.

“Mereka harus ada solusi, dan ini harus dipikirkan terus oleh pihak Disdik. Mereka enggak boleh diam, enggak boleh menyerah karena Kabupaten Bogor luasnya luar biasa dengan permasalahan yang kompleks,” jelasnya.

Kondisi yang demikian, dikatakan Agus dapat mempengaruhi psikologis bagi mereka yang terlibat. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak di bagian pendidikan terus bersinergi dan bekerjasama di tengah kondisi pembelajaran yang tidak ideal.

Dia berharap, Disdik Kabupaten Bogor dapat membantu guru agar tidak kehilangan inovasi. Selain itu, diharapkan pihak sekolah tidak melakukan pembelajaran secara monoton. Orang tua murid pun diminta untuk terus menjalin komunikasi dengan sekolah.

***Herman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini