“Datangi rumah-rumah tak jemu, Petik tali-tali senar gitarku, Dari tenda ke tenda Warung yang terbuka, Lantang nyanyikan lagu, Oh, memang kerjaku”.
Mandalapos.co.id, Tasikmalaya- Petikan Lirik lagu Iwan Fals berjudul “Kupaksa Untuk Melangkah”itu rasanya cukup pas menggambarkan kondisi sosial yang berada di tengah kita. Lagu ini berisi tentang perjalanan seorang penyanyi jalanan yang mengharapkan terjadinya sebuah perubahan nasib.
Fenomena penyanyi jalanan adalah fenomena sosial yang umumnya terjadi di perkotaan, termasuk di Kabupaten Tasikmalaya. Ditengah pandemi covid-19, para musisi jalanan ini pun terdampak dari segi penghasilan.
Sebagaimana diketahui pembatasan kegiatan masyarakat di tengah pandemi, juga membuat sejumlah tempat keramaian dilarang dibuka. Padahal, biasanya disanalah lahan rezeki para musisi jalanan ini.
Seperti yang dirasakan Grup orkes dangdut Larista. Sudah sekitar 10 tahun melakukan pentas di jalanan, namun semenjak pandemi Covid-19 datang, mereka mengaku sangat kesulitan mencari rezeki di jalanan.
Meski demikian, Grup orkes yang diisi oleh 6 personil ini, mau tak mau harus tetap turun ke jalan demi rezeki untuk makan.
Pemimpin Grup orkes Larista, Apong, mengaku tak ada pilihan lain untuk mencari rezeki selain dari jalan. Apalagi di usianya yang sudah senja, Apong bisa dikatakan menjalani usahanya itu sekaligus menyalurkan hobbynya bermain musik.
Menurut pengakuan pria yang berasal dari Desa Picungremuk, Kecamatan Kawalu,Tasikmalaya ini, tak jarang grup orkesnya mengamen hingga ke luar kota, seperti pangandaran dan Kabupaten Garut.
“kalau jauh seperti Garut kita nginep, nanti seminggu baru pulang,” cerita Apong ke mandalapos, Kamis(26/8).
Bersama personil Grup Orkes Larista, Apong pun berharap agar ada perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Tak muluk-muluk, Apong hanya meminta bantuan berupa alat musik ke pemda, sementara rezeki, urusan Tuhan yang memberi.
“Kalau uang biar kami usaha, saya yakin Allah akan kasih jalan,” tuturnya.
***Yahya
