Mandalapos.co.id, Natuna — Nelayan Natuna bernama Kasnadi (51) dan Johan (26) ditangkap Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Zona Maritim Tanjung Manis, pada 7 September 2022 pekan lalu.
Keduanya diduga melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Tanjung Jerijeh, Malaysia, tanpa dilengkapi dokumen resmi.
Yusnarti, istri dari Kasnadi mengaku syok dan sedih mendengar suami dan menantunya itu ditangkap oleh aparat Negeri Jiran.
“Berharap suami pergi kerja nyari nafkah, tau tau dia telpon katanya kena tangkap di perbatasan. Saya langsung nangis tak bisa berkata apa-apa,” tutur Yusnarti, di kediamannya, Desa Sungai Ulu, Kabupaten Natuna, Rabu (14/9).
Dengan mata berkaca-kaca, Yusnarti menceritakan suaminya pamit melaut pada Selasa (6/9). Biasanya, selama seminggu lebih melaut, Kasnadi tidak pernah menelponnya karena tak ada sinyal di laut.
Namun, tiba-tiba pada Kamis (8/9) siang ia mendapat telpon dari Kasnadi, yang mengabarkan bahwa dia ditangkap oleh aparat Malaysia.
“Saya langsung nangis, gatau mau minta tolong dengan siapa. Dia menenangkan saya, suruh saya sabar aja lah,” ucap Yusnarti.
Lanjut menurutnya, terakhir kali Kasnadi dan Johan berkomunikasi dengan keluarga di Natuna yakni pada hari Jum’at, 9 September 2022 lalu. Hingga kini tidak ada lagi kabar dari kedua nelayan itu.
“Walau tak ada uang, suami saya lebih dari uang. Saya perlu suami saya, tapi apa daya saya. Kami di sini tak ada saudara tak ada siapa siapa,” ujar Yusnarti.
Perasaan sedih juga dirasakan Putri Risa Maharani, istri dari Johan. Ia tak menyangka, ayah dan suaminya mencari nafkah hingga jauh ke laut negara tetangga.
“Harapan saya, saya mau suami pulang secepat mungkin. Kami tak mandang harta di sana, kami ingin suami balik. Kasian liat anak kami,” ucapnya sedih.
“Walaupun pompong ditahan, harta bisa dicari, yang penting suami kami pulang lah,” timpalnya.
Sementara itu Agus, nelayan asal Sungai Ulu ini mengatakan, saat musim angin selatan ikan di laut Natuna Utara berkurang. Ditambah lagi para nelayan tradisional Natuna harus bersaing melawan kapal-kapal trawl besar, milik negara lain yang mencuri ikan di Laut Natuna.
Hal itu kata Agus, menjadi penyebab banyak nelayan Natuna nekat melaut hingga ke laut perbatasan negara lain, salah satunya perbatasan laut Negeri Jiran Malaysia.
“Tetapi biasanya saya dengar cerita kawan-kawan nelayan lain yang bertemu marine (aparat maritim Malaysia) mereka cuma disuruh pulang. Karena kan hanya nelayan tradisional pakai pompong kecil,” ungkapnya.
“Mungkin karena pak Kasnadi tidak sengaja masuk terlalu jauh ke perairan Malaysia makanya ditahan,” imbuhnya.
Agus menambahkan, dengan GPS sederhana berupa koordinat angka, juga memungkinkan Nelayan Natuna tidak sengaja masuk terlalu jauh ke perairan negara lain. *** Alfian
Bg bagi saya nomor abg yang nerbit berita ini saya mau kasih info,, bahwasanya itu lah karma dari Allah untuk seorang pendusta