Istri Nelayan Natuna: Pak Jokowi Tolong Bebaskan Suami dan Anak Saya!

0
917

Mandalapos.co.id, Natuna – Rasa khawatir masih menghinggapi batin Yusnarti, istri dari nelayan natuna yang ditangkap Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Zona Maritim Tanjung Manis, pada 7 September 2022 pekan lalu.

Raut sedihnya masih terlihat di wajah ibu rumah tangga itu. Dirinya mengaku tak tenang selama sang suami yakni Kasnadi (51) dan menantunya Johan (26) masih belum pulang ke rumah.

Tak ada daya untuk menolong sang suami, Yusnarti pun berinisiatif meminta tolong kepada Presiden RI Joko Widodo.

” Bapak Jokowi tolong pulangkan dan bebaskan suami saya kasnadi dan menantu saya Johan, yang saat ini ditahan di Malaysia. Suami saya meninggalkan saya beserta dua anak perempuan saya dan tiga orang cucu yang masih kecil-kecil pak,” ucap lirih Yusnarti, di kediamannya, di Desa  Sungai Ulu Kabupaten Natuna, Kamis (15/9).

Hingga kini sudah sekitar 9 hari sejak kedua nelayan natuna itu ditangkap, belum ada kepastian terkait nasib mereka di Negeri Jiran Malaysia.

Henri, Ketua Aliansi Nelayan Natuna (ANNA) juga membenarkan, jika hingga saat ini pihaknya dan  keluarga Kasnadi sudah kehilangan kontak sejak terakhir kali menghubungi Kasnadi, pada Jum’at, 9 September 2022 lalu.

” Kami sedang usaha melalui jaringan kami di tingkat nasional. Mereka lagi berkirim surat ke Kemenlu,” ungkap Henri.

Bupati Natuna, Wan Siswandi, juga telah menemui Yusnarti di kediamannya.

Wan Siswandi mengatakan, pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dan Dinas Perikanan Provinsi Kepri terkait masalah yang menimpa suami Yusnarti.

“Masalah ini sudah saya sampaikan sama pak Sekjen KKP dan Dirjen tangkap. Ini kebetulan kadis perikanan Natuna juga lagi di Jakarta, insyallah besok akan koordinasi langsung dengan kementerian,” terangnya.

Menurut Wan Siswandi, masalah ini merupakan urusan antar negara. Sedangkan kewenangan daerah hanya sebatas berkoordinasi dengan instansi terkait. Selanjutnya Kementerian akan berunding dengan Kedubes atau Konsulat Malaysia di Indonesia.

Wan Siswandi juga mengakui, perihal ini diketahuinya dari media massa. Pasalnya, tidak ada laporan secara lisan maupun tertulis baik dari Kepala Desa Sungai Ulu maupun Camat Bunguran Timur.

“Jadi begitu kita tau dan perkembangannya seperti apa, hari ini langsung kita surati pihak terkait dan ketemu dengan keluarganya,” ujar Siswandi. ***Alfian

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini