mandalapos.co.id, Natuna- Darni panggilan akrabnya, tengah rehat di beranda rumahnya di Desa Gunung Putri, Kecamatan Bunguran Batubi. Saat dijumpai mandalapos Ahad siang, 1 Agustus 2021, Dia baru saja kembali dari ladang tempat menanam sayur.
Terlihat baju Darni basah, karena peluh tubuhnya masih terus bercucuran. Memang, siang itu di Batubi matahari sangat terik, serasa mencubiti kulit. Meski begitu, pria asal Jawa Timur ini tetap ramah dan murah tawa.
Mengobrol sambil disuguhkan kopi, Darni membuka cerita tentang hasil pertaniannya. Dikatakan pria berkumis ini, sayuran yang ditanamnya berupa kacang panjang, terong ungu, dan sawi, sudah waktunya untuk dipanen.
Sayang, hasil tani yang melimpah itu lantas tak semuanya dapat laku terjual. Bahkan, jikapun laku, harga jualnya rendah.
Dibeberkan Darni, harga kacang panjang hanya Rp 2.000 per-kilogram (Kg), Terong ungu Rp 3.000 per-Kg, Timun Rp 3.000 per-Kg, sedangkan sayur Sawi dan Kangkung lebih miris lagi, yakni hanya Rp 1.000 per ikat.
“Kemarin ada juga warga yang kangkung nya ga laku jadi diberi makan sapi,” sebut Darni.
Meski menceritakan hal itu sembari tertawa, namun Darni tetap mengaku kecewa karena hasil panennya tidak ada harga jual. Terlebih, operasional penanaman mulai dari bibit, pupuk, hingga obat hama bukanlah barang murah. Belum lagi tenaga yang terkuras selama proses menanam dan merawat tanaman.
Hal demikian, tak hanya dirasakan oleh Darni, tapi seluruh petani di Kecamatan Bunguran Batubi.
Darni juga mengajak mandalapos melihat ladang sayurnya, di sana bunga-bunga kuning dari tanaman sawi miliknya sudah menjulang tinggi, sepintas ladang itu jadi mirip kebun bunga. Namun, suburnya si bunga sawi, sayangnya menjadi penanda bahwa tanaman ini sudah melewati waktu panen, daun-daun sawinya pun telah menguning.
Tak hanya itu, tanaman kacang panjang milik Darni pun sebagian sudah terlihat pucat dan kopong saat dipencet.
Menurut penuturan Ayah dua orang anak ini, pengepul sayuran petani di Batubi tidak berani memberi harga tinggi hasil panen petani, lantaran daya beli masyarakat Ranai tempat sayur dari Desa Gunung Putri dijajaki juga mengalami penurunan.
“Katanya duit lagi susah, pasar sepi,” tuturnya.
Darni pun berharap, Pemimpin Kabupaten Natuna baik itu Bupati maupun Wakil Bupati bisa turun meninjau kondisi petani di Kecamatan Bunguran Batubi, untuk mendengarkan langsung keluhan dan keinginan masyarakat Batubi khususnya para petani.
***Alfian