Mandalapos.co.id, Anambas — Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Kepulauan Anambas, M.Ary.S, akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada para wartawan yang meliput kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-IX Kepri.
Permohonan maafnya itu disaksikan langsung oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Anambas, Kadis Kominfotik, dan Kasatpol PP Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (14/7) sore di kafe Siantan Nur.
Sekretaris Daerah Kepulauan Anambas, Sahtiar, terlebih dahulu menyampaikan permohonan maafnya atas ketidaknyamanan yang dirasakan para awak media saat melakukan peliputan acara MTQ Kepri.
Sahtiar juga menegaskan, tidak ada pelarangan dan pembatasan bagi para awak media untuk meliput acara tersebut, selama dalam konteks wajar dan menjaga kenyamanan seluruh pihak.
Kepada Kabid Trantibum Satpol PP Kepulauan Anambas, Sahtiar juga meminta agar melakukan introspeksi diri, karena apa yang menurutnya benar belum tentu benar bagi orang lain.
“Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, apa yang saya buat pagi tadi yang menurut saya betul teryata salah, sepeti pak sekda katakan, yang menuut saya benar ternyata bagi orang lain itu salah. Pada kesempatan ini saya mohon maaf dan secara pribadi ini jadi koreksi saya kedepan untuk lebih introspeksi diri sebelum berbuat, terimakasih pak sekda,” tutur Kabid Trantibum Kepulauan Anambas, M. Ary.
Sebelumnya diberitakan, Wartawan yang melakukan peliputan perhelatan MTQ ke-IX tingkat Provinsi Kepri di Kepulauan Anambas, mendapatkan perlakuan tak mengenakan dari Kabid Trantibum Satpol PP Kepulauan Anambas.
Hal itu terjadi saat para awak media meliput acara pembukaan MTQ. Beberapa awak media yang tengah mengambil foto acara, tiba-tiba saja ditarik mundur oleh Pejabat di Satpol PP Anambas itu.
Dia berdalih, karena tak memiliki Id Card dari Diskominfotik Kepulauan Anambas, maka awak media tidak bisa memasuki area acara MTQ.
Tak hanya itu, cara menegur yang dilakukan oleh Kabid Trantibum itu dirasakan para wartawan kurang humanis. Sontak saja, kejadian tersebut langsung ramai diberitakan, hingga akhirnya direspon langsung Sekda dan Diskominfotik Kepulauan Anambas.
Namun, dalam mediasi yang dilakukan di Kafe Siantan Nur itu, para awak media akhirnya juga memaafkan. ***Yahya