Mandalapos.co.id, Buton Tengah – Kebakaran lahan perkebunan seluas 5 hektar milik warga Desa Polindu, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) pada 7 Oktober 2023 yang lalu, mendapat respon dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton Tengah.
Kepala BPBD Buton Tengah, Aminuddin, mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim untuk meninjau langsung lokasi kebakaran di Desa Polindu.
“Rencana besok (25/10/2023) kami bersama tim menuju Desa Polindu melihat kondisi lahan perkebunan warga yang terbakar,” ujarnya saat ditemui usai mengikuti kegiatan rapat Forkopimda di Kantor Bupati, Selasa (24/10/2023).
Lanjut kata dia, kejadian kebakaran lahan ini akan segera dilaporkan ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana atau Pusdalops PB untuk memberikan informasi data.
“Laporan ke Pusdalops PB ini bertujuan memberikan informasi terjadinya bencana kebakaran dan kemudian diketahui oleh BPBD provinsi dan BNPB pusat, untuk ditindaklanjuti seperti halnya pemberian bantuan,” ungkapnya.
Saat ditanya awak media apakah sudah mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa Polindu perihal kebakaran lahan?
Aminuddin menyampaikan, pihaknya belum mendapatkan laporan resmi soal kebakaran tersebut dari Pemerintah Desa Polindu. Ia bahkan mengaku sampai saat ini belum berkomunikasi dan justru mengetahui informasi kebakaran dari pemberitaan di media Online.
“Harusnya sesuai prosedur pemerintah desa setempat dapat secepatnya berkoordinasi membuat surat perihal bencana kebakaran yang terjadi ke BPBD untuk memberikan informasi yang dialami warganya. Kalau tidak ada laporan, gimana caranya kami mengetahui untuk tindaklanjuti,” pungkasnya.
Untuk diketahui, informasi pemberitaan awal bahwa warga korban kebakaran lahan perkebunan menyampaikan keluh kesah atas kejadian musibah yang mareka alami.
Wa Wela atau akrab disapa nenek Wa Wela (65) terduduk lesu melihat lahan kebun miliknya sudah hangus terbakar dilalap si jago merah.
Warga Desa Polindu, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah itu, kini hanya bisa meratapi nasib usai lahan yang menjadi sumber penghasilannya telah habis terbakar.
“Saya mau dapat hasil uang di mana lagi seluruh tanaman kebun saya sudah terbakar. Pekerjaan saya ini hanya seorang petani mengharapkan hasil ubi kayu (singkong) yang dapat dijual dan untuk makan sehari-hari. Tapi kalau sudah terbakar mau ambil dimana lagi,” ucap Wa Wela dengan nada sedih saat ditemui di lokasi kebakaran, Senin (23/10).
Tak hanya Wa Wela, 16 warga Desa Polindu lainnya juga mengalami kerugian akibat lahan kebun seluas 5 hektar itu mengalami kebakaran hebat pada Sabtu (7/10/2023).
Salah satu pemilik kebun yang terbakar, La Asrin, mengaku tak mengetahui penyebab kebakaran.
“Pada saat kebakaran, saya tidak ada dilokasi. Informasi penyebab kebakaran sampai saat ini saya belum ketahui,” katanya.
La Asrin mengungkapkan, akibat kebakaran itu kerugian dideritanya ditaksir mencapai puluhan juta. Sebab, seluruh tanaman kebun miliknya terdiri dari tanaman singkong, pisang, jambu mente, pohon jati, dan pohon mahoni sudah hangus tak bersisa.
“Sudah hampir 6 tahun kebun ini saya rawat dan hasil kebunnya sudah saya manfaatkan menjadi mata pencarian nafkah untuk anak-anakku. Akibat musibah kebakaran ini semua lenyap tidak ada lagi tersisah,” ucapnya dengan nada sedih.
Warga lainnya yang mengalami nasib serupa, La Rada, mengatakan, kerugian tanaman kebunnya sama dengan kebun milik La Asrin.
“Kebun kami ini semua tanamannya memiliki kesamaan. Kalau dihitung-hitung kerugian kami ini mencapai puluhan juta. Selain tanaman, ada rumah kebun dan pagar kayu atap seng hangus terbakar,” ucapnya.
“Kami mau mengeluh di mana. Tanaman kami sudah terbakar semuanya,” sambungnya.
Terakhir, para korban kebakaran lahan kebun ini pun berharap kepada pemerintah daerah, agar dapat memperhatikan lahan kebunnya yang sudah terbakar. ***
Laporan : Ahmad Subarjo