mandalapos.co.id, Natuna- Kekah Natuna, begitu nama satwa endemik Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) ini. dia satwa pemalu. Sekeliling kedua bola mata ada bulat bundar berwarna putih. Bulu rambut kepala hewan ini tegak berdiri dengan penguasaan warna putih serta abu-abu, hingga rona coklat.
Sayangnya, primata mirip simpanse ini keberadaannya di Natuna sudah langka. Kekah Natuna jua masuk pada daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) menggunakan status rentan punah atau vulnerable (VU). Organisasi ini merilis ancaman kekah antara lain, pembangunan daerah perumahan, komersial, pertanian, akuakultur, pemburuan, serta penebangan kayu. Selain itu, tidak terdapat perlindungan di Natuna.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Natuna, Boy Wijanarko mengatakan bahwa sebenarnya dirinya ingin di Natuna dibuat sebuah konsep mini zoo untuk pelestarian habitat Kekah Natuna.
“Terakhir pada saat pendataan dari UI pada tahun 2003 lalu, jumlah Kekah Natuna hanya tinggal belasan ribu, kini sudah hampir 18 tahun berlalu, kemungkinan jumlahnya tinggal ribuan ekor saja,” ujar Boy.
Untuk konservasi Kekah Natuna, konsep mini Zoo dianggap paling tepat. Sebab selain melindungi habitat Kekah Natuna, hal ini pun bisa dijadikan sebagai sebuah objek wisata untuk mengenal satwa endemik Natuna.
“Kedepanya kita akan melakukan sharing dengan LIPI untuk melakukan penelitian terkait Kekah Natuna, sebagai bentuk dukungan kita dalam melindungi habitat dari Kekah Natuna ini,” sebutnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Natuna, Hj. Ngesti Yuni Suprapti. Katanya, Kekah Natuna telah diakui dunia sebagai hewan khas Natuna, dan hanya ada di Pulau Bunguran Besar.
“Seharusnya kita bangga memiliki satwa endemik yang hanya ada di Natuna,” ucap Ngesti, Selasa 4 Mei 2021.
Namun, dirinya pun menyayangkan, banyaknya perburuan liar dan pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat membuat Kekah Natuna kini semakin terancam punah.
“Sepuluh tahun lalu kita masih mudah menjumpai Kekah Natuna bila melewati jalan di daerah Batu Gajah, Bukit Arai ataupun di Ranai Darat. Tapi sekarang sudah sangat jarang kita jumpai lagi pemandangan seperti dulu,” kenang Ngesti.
Dirinya berharap selain kepada pemerintah, masyarakat pun bisa bersama sama menjaga kelestarian dan habitat dari Kekah Natuna. Hal ini guna menjaga populasi Kekah Natuna yang saat ini sudah terancam punah. (Adv)
***red