Mandalapos.co.id, Natuna – Sebagai daerah terdepan Indonesia yang berhadapan langsung dengan beberapa negara Asean di sekitar Laut Cina Selatan. Kabupaten Natuna menyimpan sumber daya alam yang sangat besar, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.
Sayangnya, besarnya potensi tersebut tak sebanding dengan pemanfaatan yang masih minim, oleh pemerintah maupun masyarakat nelayan di Kabupaten Natuna sendiri.
Hal inilah yang mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, ingin mengenalkan teknologi digital ke nelayan Kabupaten Natuna melalui sosialisasi sekaligus pelatihan penggunaan aplikasi perikanan FishOn.
Kegiatan sosialisasi yang diikuti sekitar 100 nelayan ini, diselenggarakan di Ball Room Hotel Adiwana Jelita Sejuba Natuna, Selasa, 23 Juli 2024, serta dihadiri beberapa stakeholder yang ada, seperti Kementerian KKP, startup FishOn, Dinas Perikanan Kabupaten Natuna dan Dinas Kominfo Kabupaten Natuna.
Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pertanian, Maritim, Logistik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dikki Rukmana, mengungkapkan, Kominfo telah merancang beberapa inisiatif digitalisasi pada enam sektor strategis, yang salah satunya adalah sektor maritim. Sektor strategis maritim diklasifikasikan ke dalam dua macam proses yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Menurut Dikki, program ini dilokuskan pada 45 kawasan prioritas, dimana Kabupaten Natuna sebagai Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) menjadi salah satu kawasan prioritas kegiatan ini.
“Kami perlu masuk untuk membawa teknologi terkait perikanan, hari ini dalam tahapan sosialisasi kita coba kenalkan teknologi digital dalam keseharian mereka menangkap ikan,” ujar Dikki, ditemui awak media Selasa (23/7) di Natuna.
Dengan program nelayan digital ini, nantinya para nelayan diajarkan untuk bisa menggunaan teknologi seperti mengetahui lokasi penangkapan ikan, cuaca, gelombang, dan perkiraan bbm untuk satu kali trip penangkapan dan juga info harga jual ikan, sehingga dapat mengoptimalkan setiap trip penangkapan ikan dan menambah potensi penghasilan nelayan.
Selain mendorong optimasi digital pada proses penangkapan, nelayan juga dibekali dengan solusi logistik rantai dingin, yaitu teknologi hybrid ice untuk mengelola kualitas hasil tangkap agar tetap terjaga suhu, tekstur dan kesegarannya. Dengan digitalisasi, nelayan dapat terhubung dengan pabrik es dan pusat pengolahan ikan setempat, untuk mengakses kebutuhan rantai dingin. Skema logistik ini diharapkan dapat dikembangkan di wilayah perikanan strategis seperti Natuna.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Natuna, Ikhwan Solihin, mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Kominfo yang telah memberikan informasi terkait digitalisasi untuk kemaritiman di Natuna.
Kadiskominfo: terimakasih kehadiran yg akan memberi info ke kita trkait digitalisasiuntuk kemaritiman di natuna. Jni menjadi priroitas kita dari kominfo untuk mentransfer ilmu. Kita bersyulur kita jd salah satu prioritas. Bgmn implementasi kedepan setelah dapat materi kita akan banyak dapat materi dan ilmu.
“Ini memang tak mudah, banyak faktor pendukung yang harus disinergikan terkait digitalisasi,” ujarnya.
Kendati demikian, Solihin juga membeberkan kondisi jaringan internet di Kabupaten Natuna yang masih terdapat blank spot di beberapa wilayah, terutama di laut.
“Memang seberapa canggih pun system digital yang diberikan ke Natuna ini, kalau tak didukung sistem jaringan telekomunikasi yang memadai maka tak akan berfungsi. Sehingga kami harap sinergitas semua. Jaringan telekomunikasi masih sangat dibutuhkan, masih banyak daerah-daerah blank spot di sini, kami prihatin juga dengan nelayan kami yang sekian mile saja tak terjangkau sinyal, maka kami berharap solusinya juga dari Pemerintah Pusat,” terangnya.
Mengamini pernyataan Solihin, Asisten II Bupati Natuna Bidang Perekonomian, Basri, mengatakan perlu penyediaan jaringan internet secara luas, untuk memuluskan langkah Pemerintah Pusat mendigitalisasi Natuna, khususnya di bidang perikanan.
Menurut Basri, digitalisasi adalah keniscayaan yang tak bisa dihindari. Apapun profesinya, suka tidak suka harus mengikuti perkembangan teknologi digital.
Basri pun berharap, hadirnya digitalisasi ekonomi maritim melalui aplikasi FishOn bisa memberi dampak positif untuk nelayan Natuna.*
*Laporan : Alfian