Mandalapos.co.id, NATUNA – Komisi I DPRD Kabupaten Natuna, melakukan peninjauan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah di Natuna.
Seperti terpantau, Ketua Komisi I Wan Arismunandar melakukan peninjauan di SDN 013 Ranai. Sebelum memasuki areal sekolah, Aris terlebih dahulu mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan dicek suhu badan oleh seorang guru.
Kemudian pria asal Sungai Ulu tersebut memasuki ruang majelis guru. Aris berbincang dengan salah satu wali kelas Niar, menanyakan apakah prosedur protokol kesehatan semuanya dipenuhi sebelum siswa dan guru masuk ke lingkungan sekolah.
“Apakah siswa dan guru semuanya, sebelum memasuki areal sekolah melakukan tahapan protokol kesehatan”, tanya Wan Aris.
Pada kesempatan itu, Politis Partai Nasdem ini juga menanyakan tindakan apa yang diambil pihak sekolah apabila siswa tidak mematuhi protokol kesehatan.
Niar menjawab, di sekolahnya memang penerapan protokol kesehatan sangat ketat dilaksanakan, apabila ada siswa atau guru kedapatan tidak membawa masker maka yang berangkutan tidak boleh masuk ke lingkungan sekolah.
“Sebelum-sebelumnya pas penerapan protokol kesehatan waktu itu, apabila ada yang tidak memakai masker kami suruh pulang dulu, untuk mengambil masker,” ungkapnya.
Selanjutnya Ibu Niar menyampaikan angka kehadiran di sekolahnya cukup tinggi untuk para guru hampir 100% sedangkan siswa masih 80%.
“Ada yang belum hadir karena masih diluar daerah ada juga sedang melakukan isolasi”, terangnya.
Selanjutnya Wan Aris mengecek saran dan prasarana protokol kesehatan yang terdapat disekolah seperti termogun, tempat mencuci tangan dengan air mengalir sebelum dia memasuki salah satu ruangan tempat siswa belajar, disana dia kembali menekankan kepada siswa untuk selalu menggunakan masker.
“Jangan berkerumun, selalu mencuci tangan dengan air mengalir,” pesannya.
Terakhir Wan Aris menyampaikan pihaknya akan terus melakukan pengecekan dan pengawasan kepada sekolah-sekolah yang telah memutuskan untuk memulai pembelajaran tatap muka.
“Akan kami lakukan pemantauan, secara acak untuk memastikan tidak ada sekolah yang bermain-main dengan protokol kesehatan”, ujarnya.
***red (ADV)