Mandalapos.co.id, Natuna- Gelombang laut yang tidak bersahabat di perairan Natuna, serta angin kencang yang tiba-tiba menerjang beberapa waktu belakangan, mengakibatkan para nelayan tradisional Natuna enggan melaut. Akibatnya, harga ikan di Natuna khususnya pasar Ranai mengalami kenaikan.
Dari hasil pantauan mandalapos di pasar Ranai pada Kamis (5/8) harga ikan tongkol perkilonya mencapai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu tergantung jenis tongkolnya, sementara untuk harga ikan Manyu atau Kuwe perkilo mencapai Rp 50 ribu, sedangkan ikan kembung beku perkilogram dijual dengan harga Rp.40 ribu.
Padahal dihari biasa harga ikan tongkol sekilo hanya berkisar antara Rp.25 ribu hingga Rp.30 ribu perkilogram, sementara untuk ikan kembung hanya berkisar antara Rp.15 ribu hingga Rp 25 ribu perkilogram.
Menurut Damnah pedagang ikan pasar Ranai, tingginya harga ikan dikarenakan nelayan tidak mendapat hasil saat melaut. Sementara ikan yang dijualnya berasal dari Kecaamatan Pulau Laut, salah satu kecamatan terjauh yang memakan jarak tempuh 8 jam pulang pergi dari ibu kota Kabupaten Natuna.
“Kami beli 400 kilogram ikan dari Pulau Laut, dibagi berapa orang pedagang, untuk sewa kapal aja udah besar, jadi ikannya juga mahal,” ujar Damnah, Selasa(3/8/2021).
Sementara untuk ikan Manyu didatangkan khusus dari Kecamatan Midai. Dengan jarak tempuh dan biaya transportasi yang cukup tinggi maka harga jual ikanpun tidak bisa dijual seperti harga biasa.
Dipasar ikan Ranai juga tampak sebagian besar meja pedagang kosong dan bersih dari ikan, kebanyakan pedagang memilih untuk beristirahat sementara berjualan karena harganya yang terlalu mahal.
“Tak sanggup mau beli ikan untuk dijual lagi, terlalu mahal,” imbuh Damnah.
Sementara itu, salah satu pemilik usaha kedai kuliner di Pantai Tanjung, Parman, juga mengeluhkan dari mahalnya harga ikan. Pasalnya, salah satu jajanan khas di kedai kulinernya yakni kernas, berbahan dasar ikan tongkol segar.
Padahal kata Parman, harga jual Kernas hanya Rp 1000 perbiji nya. Meskipun harga ikan naik, harga kernas di Pantai Tanjung tidak pernah ikut dinaikan.
“Ya mau bagaimana lagi, sabar-sabar lah kita karena nelayan juga susah ke laut. Paling modal kernas ditutupi dari minuman ataupun makanan lain yang kami jual,” pungkasnya.
***Budi