mandalapos.co.id, Natuna– Masyarakat Natuna patut berbangga diri, pasalnya pemimpin pilihan mereka yang baru dilantik pada 24 Mei 2021 kemarin, langsung menunjukan kinerja positif.
Salah satunya, pemenuhan kebutuhan dokter di RSUD Natuna, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pemkab Natuna memang tak bisa menutup mata, terkait keluhan masyarakat yang mengalami kendala dalam konsultasi dan pengobatan di rumah sakit tipe C milik pemda ini.
Ketiadaan dokter spesialis, juga menjadi penyebab banyak kasus medis yang tak bisa ditangani sendiri, sehingga mesti dirujuk ke luar daerah.
“Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dokter spesialis kita adakan proyek kerjasama dengan Universitas Andalas Sumatera Barat,” kata Direktur RSUD Natuna, dr. Imam Syafari, kepada media ini, Kamis 3 Juni 2021.
Penyediaan dokter residen mandiri ini kata Imam, terdiri dari spesialis pelayanan kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, serta spesialis anak.
“MoU sudah ditandatangani Bupati, sekarang yang sudah ada dokter kebidanan dan kandungan. Akhir bulan ini akan dikirim semua dokter yang diminta itu,” terangnya.
Lebih lanjut diterangkan Imam, Mou atau perjanjian kerjasama ini hanya berlangsung 1 tahun. Namun bukan berarti selepas masa 1 tahun itu kerjasama langsung terputus. Hal ini dilakukan sebagai awal penjajakan kerjasama, sehingga kedua belah pihak bisa saling mengevaluasi.
Ditanya apakah jumlah dokter yang dikirimkan Universitas Andalas cukup, Imam menegaskan jumlah tersebut sudah cukup untuk mengisi kekosongan dokter spesialis sebelumnya.
Meski demikian, disebutkan Imam idealnya sesuai standart pelayanan, misalnya pada layanan penyakit dalam, harusnya ada 2 orang dokter.
“Ini baru satu datang( dokter penyakit dalam), kalau kebidanan sudah ideal kita ada 3 orang dokter, bedah juga sudah ada 3. Yang belum ideal penyakit dalam dan anak,” ucapnya.
Imam pun turut mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Natuna yang menurutnya tetap mengutamakan kebutuhan dokter, meskipun saat ini dana APBD Natuna tengah mengalami refocusing untuk penanganan Covid-19.
“Terkait pengadaan dokter kita, anggaran itu tak direfocusing, ini ada perhatian untuk itu. Konteksnya kalau untuk dokter spesialis tidak dikurangi dan tak diganggu anggarannya oleh tim TAPD,” beber Imam.
Sebelum adanya MoU dengan Universitas Andalas, kata Imam, RSUD Natuna juga telah membuka pendaftaran bagi dokter spesialis. Sayangnya, tidak ada yang berminat.
Imam menduga, Insentif yang kurang besar, lokasi Natuna yang jauh diperbatasan dan jauh dari kota lain, menjadi faktor mengapa minim dokter yanh berminat mengabdi di Natuna.
“Kalau diluar Natuna, walaupun insentif ga besar dia bisa praktek kemana-mana. Jadi biaya gaji keseluruhan besar, karena dia bisa praktek ditempat lain juga,” tuturnya.
Terakhir, Imam berharap dengan kedatangan dokter hasil kerjasama itu, kedepan tidak ada lagi kasus medis yang harus dirujuk keluar daerah.
“Harapan kami sih kalau bisa jangan dikirim dokter residen, tapi langsung spesialisnya. Karena pak wakil bupati maunya gitu, kalau ada dokter spesialis langsung,” pungkasnya.
*** Tim MMG