Mandalapos.co.id, Anambas – Di tengah gencarnya pembangunan akses telekomunikasi dan infrastruktur di Kabupaten Kepulauan Anambas, kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang seharusnya ikut diprioritaskan malah terlihat terabaikan.
Seperti terjadi di Desa Telaga, Kecamatan Siantan Selatan, keberadaan tenaga kesehatan yang tinggal dan menetap telah lama didambakan masyarakat desa setempat.
Kepala Dusun II Teluk Lipan Desa Telaga, Sudirman, mengatakan perawat yang selama ini bertugas di puskesmas pembantu (Pustu) desa terluar itu sedang mengambil cuti melahirkan selama 3 bulan. Itupun setelah masa cutinya selesai, kontrak perawat bersangkutan juga sudah selesai.
Sementara ketiadaan Bidan sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir. Akibatnya tidak sedikit warga yang mengeluh, lantaran merasa terabaikan ketika membutuhkan layanan kesehatan segera.
“Sudah dari awal kemarin diusul ke kabupaten, tapi sampai sekarang ini perawat dan bidan di desa ini tak ada. Untuk berobat saat ini biasanya kami ke desa sebelah atau Tarempa,” terang Sudirman kepada mandalapos, Rabu (17/11).
Bukan perkara mudah, lanjut Sudirman, untuk masyarakat yang membutuhkan pengobatan atau pertolongan darurat di Desa Telaga mengakses layanan kesehatan. Pasalnya, untuk menuju ke desa tetangga maupun ke Tarempa sebagai Ibu Kota Kepulauan Anambas, masyarakat harus menyeberangi lautan menggunakan kapal motor atau disebut pompong bahasa setempat.
“Ke Tarempa itu sekitar 3 jam lebih kalau cuaca atau gelombang tenang, kalau gelombang ekstreme bisa lebih dari itu dan bahaya untuk masyarakat,” ujar Sudirman.
Terkait masalah tersebut, Sudirman mengatakan pihak desa telah meminta dan melaporkan masalah tenaga kesehatan di Desa Telaga.
“Intinya kami butuh perawat dan bidan di desa, jadi kalau sakit siang atau malam kami tak susah. Karena kami terpencil, kami sangat butuh,” pungkasnya. **** Yahya