Mengulas Makna Dibalik Puisi ‘Suatu Siang di Jakarta’ Karya Rida K Liamsi

0
1697

Oleh: Fernanda Dafittra / Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji

Suatu Siang di Jakarta

Suatu siang di Jakarta
Aku terperangkap dalam taksi

Jalanan sesak dan kelakson terdesak
Kereta beringsut

Jam berlari
Emosi menari
Nyeri
Lalu lelah

Seseorang melintasi jalan
: Air mineral?
Atau lagu dangdut?

Sialan,
Di kota seperti ini
Orang masih bisa memupuk mimpi

Karya sastra merupakan bentuk cerminan dan gambaran dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, banyak sastrawan yang menjadikan karya sastra terutama puisi sebagai media mengekspresikan corak kehidupan dan budaya suatu daerah

Begitu pula dengan puisi “Suatu Siang di Jakarta” Karya Rida K Liamsi. Dalam puisi ini ia menggambarkan betapa kerasnya kehidupan di ibukota. Rida K Liamsi merupakan sastrawan asli Melayu Kepri, Lahir di Dabo Singkep, 17 Juli 1943. Namanya dikenal sebagai penulis puisi yang karyanya telah dipublikasikan diberbagai surat kabar.

Melalui puisi “Suatu Siang di Jakarta”, penulis mengekspresikan kehidupan ibukota yang jauh dari kata indah dan penuh ketidaknyamanan.

Suatu siang di Jakarta
Aku terperangkap dalam taksi

Bait ini menggambarkan situasi siang hari di kota Jakarta yang penuh dengan kemacetan. “Aku terperangkap dalam taksi” menunjukkan bahwa situasi saat itu   ramai, padat, dan penuh sesak. Tidak ada ruang gerak, semua orang terjebak dalam situasi yang sulit.

Jalanan sesak dan kelakson terdesak
Kereta beringsut

Penggalan bait ini menceritakan kondisi jalanan di Jakarta yang dipenuhi kendaraan, bunyi klakson kendaraan saling bersautan yang tentunya memicu keributan.

Jam berlari
Emosi menari
Nyeri
Lalu lelah

Pada bait ini, penulis menggambarkan bahwa masyarakat yang terjebak dalam kemacetan dalam waktu yang lama sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal itu, tentunya sangat membosankan dan dapat menyulut emosi. Dalam bait ini juga menceritakan betapa lelahnya insan ketika terjebak dalam kemacetan.

Seseorang melintasi jalan
: Air mineral?
Atau lagu dangdut?

Bait ini menggambarkan kehidupan seorang pedagang asongan yang masih berjualan ditengah kemacetan, ia berkeliling menyusuri setiap sudut kendaraan menawarkan dagangannya kepada pengendara yang terjebak dalam kemacetan. Dalam bait ini, penulis juga menggambarkan kehidupan pengamen jalanan yang menawarkan diri untuk menyanyikan alunan lagu untuk menghibur pengendara.

Sialan,
Di kota seperti ini
Orang masih bisa memupuk mimpi

Bait ini berisi sebuah umpatan yang menggambarkan emosi seseorang. Penulis masih tak menyangka di kota seperti ini masih banyak orang yang mengadu nasib untuk meraih mimpi

Puisi “Suatu Siang di Jakarta” ini dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga makna puisi ini dapat diketahui oleh berbagai kalangan. Puisi ini juga mewakili perasaan pembaca tentang kehidupan di ibukota yang jauh dari kata indah. Gaya bahasa yang digunakan juga sederhana dan tidak ambigu, hal ini tentu memudahkan pembaca dala menangkap makna dalam puisi ini.

Karya yang berkualitas tentunya lahir dari orang-orang yang berkualitas pula, begitu juga dengan karya Rida K Liamsi yang mampu menyuarakan aspirasi pembacanya mengenai kritik kehidupan ibukota yang perlu banyak pembenahan. Isi setiap bait puisinya sangat sesuai dengan realita kehidupan Ibukota pada masa kini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini