Mengulik Makna Dibalik Puisi ‘Di Masjid Amir Hamzah’ Karya Rida K Liamsi

0
1117

Oleh: Oety Caffaina / Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Rida K Liamsi jika dibaca dari belakang (kanan ke kiri) akan menjadi sebuah nama yaitu Ismail Kadir. Merupakan nama asli dari penyair ini.Yang pernah menggunakan nama pena yaitu Iskandar Leo.

Lahir di Dabosingkep, Provinsi Kepulauan Riau, 17 Juli 1943.Ia pernah mejadi guru diSekolah Dasar. Sebelum menjadi seorang Jurnalis.Yang akhirnya sekarang menjadi CEO Riau Pos Group (RPG) .Puisi Di Majid Amir Hamzah pada Buku Rose (Antologi puisi dwi bahasa) ini merupakan sekian banyak hasil karya yang diciptakan.

Di Masjid Amir Hamzah

Sehabis magrib
Aku ratib dan meletakkan setangkai bunga di nisannya
Tuhan, singkirkan rasa benci dan aniaya
Tak ada daya, tak ada daya tanpa kehendak Mu
Dan maut menjemput, pun saat jiwa bersujud
Dan maut wangi bagai setanggi dibakar lumut
{2005}

karyanya mengandung makna yang sangat mendalam tentang semua insan yang bernyawa tak ada artinya, tanpa adanya kehendak sang Tuhan alam semesta. Dialah pencipta dari seluruh alam. Yang artinya jika tidak beriman dan bertaqwa kepadanya maka tiadalah keuntungan di dunia dan akherat kelak. Dan memohonlah hanya kepada-Nya. Agar terhapus dari sifat-sifat keji dan buruk yang berasal dari hati setiap manusia. Sebab, ajal tak pernah memilih siapapun sekalipun ia orang baik maupun buruk ketika ajalnya datang. Maka habislah waktunya.

Tak memandang juga jika seorang manusia sedang dalam keadaan senang, sehat, sakit maupun sedang beriman. Maka dari itu senantiasa memohon ampun hanya kepadanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini