Mengungkap Sisi Kelam Kehidupan WTS dalam Puisi Karya Suryatati A. Manan

0
1123

Oleh: Restu Trihayati / Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji

WTS

WTS alias PKS
Apakah sebuah profesi atau sebuah nista?
Banyak yang mencela
Banyak pula yang membela
Yang jelas banyak laki-laki yang tergoda

Ada laki-laki yang berpura-pura benci
Padahal sukanya setengah mati

Ada yang berpura-pura kasihan
Padahal sukanya dilayan

Ada yang berpura-pura membantu
Padahal suka menipu

Mereka tak punya pilihan
Bila terperangkap dalam lembah hitam
Semuanya gelap dan tak ada jalan

Para mami tak akan pernah mengizinkan berhenti
Kecuali sudah tak laku lagi
Karena sudah tua dan tak ada gigi

Para mami tak akan pernah mengizinkan berhenti
Kecuali sudah tak laku lagi
Karena sudah tua dan tak ada gigi lagi

Para politis memperebutkan suara mereka
Setiap kali pemili ataupun pilkada
Janji lokalisasi salalu diumbar
Membuat mereka semakin sadar
Janji tinggal janji, yang berjanji mendapat kursi
Yang dijanji meratapi diri

Para ulama mengajak mereka keluar dari perangkap mereka
Tapi tak berdaya menghadapi lubang ancaman yang menjaga
Pemerintah harus menolong mereka
Kembali ke jalan yang benar

Melatih dan memberikan modal
Tak kalah pentingnya menyentuh nurani yang terdalam
Tuk mereka terpanggil keluar dari lembah hitam

Puisi yang berjudul ‘WTS’ karya Surytati A. Manan merupakan  salah satu dari banyaknya puisi yang ditulis beliau. Beliau lahir di Tanjungpinang, 14 April 1953. Lulusan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP). Memulai karir kepegawaian  di jabatan structural sebagai kasubbag Perundang-undangan Setda Kabupaten Kepulauan Riau (1978-1983) hingga puncaknya menjadi walikota Tanjungpinang pilihan DPRD (2003-2008) dan walikota pemilihan rakyat langsung (2008-2013). Turut mendeklarasikan kotanya sebagai kota Gurindam Negeri Pantun. Pernah baca sajak tunggal di Taman Ismail Marzuki pada 2007.

Puisi WTS ini memiliki makna yang sangat berkaitan dengan wujud permasalahan perempuan dalam kehidupan sosial suatu masyarakat, yaitu dalam hal kesadaran perempuan mengenai jati dirinya, citra perempuan dan perannya. Hal ini juga memberikan penjelasan yang ditekankan terutama pada perempuan. Gambaran tentang perempuan yang terdapat dalam puisi tersebut juga mengangkat persoalan perempuan menurut kodratnya bersifat lemah dan kapasitasnya terbatas dibandingkan dengan lelaki, perempuan selalu diasingkan dari dunia publik yang dianggap tidak cocok bagi dirinya.

‘Pemerintah harus menolong mereka
Kembali kejalan yang benar
Melatih dan  memberikan modal
Tak kalah pentingnya menyentuh nurani yang terdalam
Tuk mereka terpanggil keluar dari lembah hitam’

Puisi WTS ini mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, yaitu tentang perempuan. Puisi ini penuh dengan penjelasan yang diakhiri dengan pemecahan soal yang dibuat oleh penulis sendiri, sehingga persoalan yang dihadapi, akhirnya ada jalan keluarnya. Dapat dilihat pada bait terakhir puisi. Nah ini merupakan jawaban dari persoalan yang terdapat dalam puisi tersebut.

‘Mereka tak punya pilihan
Bila terperangkap dalam lembah hitam
Semuanya gelap dan tak ada jalan
Para mami tak akan pernah mengizinkan berhenti
Kecuali sudah tak laku lagi
Karena sudah tua dan tak ada gigi’

Penggalan puisi di atas memiliki sebuah makna bahwa terdapat keterpaksaan yang harus dijalani. Namun disisi lain mereka juga telah terikat dalam perjanjian sehingga, mereka tak tau bagaimana cara mengakhirinya, sedangkan si jahat pria itu tak mau melepaskan mereka sebelum perempuan-perempuan terlihat tua dan sudah tak menarik.

‘Para ulama mengajak mereka keluar dari perangkap mereka
Tapi tak berdaya menghadapi lubang ancaman yang menganga
Kembali ke jalan yang benar
Melatih dan memberikan modal
Tak kalah pentingnya menyentuh nurani yang terdalam
Tuk mereka terpanggil keluar dari lembah hitam’

Penggalan puisi tersebut menyerukan kepada gerakan wanita untuk berpartisipasi  dalam suatu pergerakan revolusi yang dapat membebaskan mereka dari penindasan biologis atau sudah terikat dengan perjanjian. Adanya penyebab penindasan perempuan dikenal sebagai kurangnya kesempatan pendidikan mereka secara individu atau kelompok. Cara pemecahan untuk mengubahnya, yaitu menambah kesempatan bagi perempuan melalui pendidikan dan ekonomi, apabila perempuan diberikan kesemapatan tersebut pastinya mampu bersaing, dan mereka akan berhasil. 

Puisi WTS karya Suryatati A. Manan ini sangat bagus maknanya. Dengan adanya wawasan serta pengalan yang disampaikan oleh penulis dapat menjadi sebuah motivasi untuk kita sebagai perempuan agar pintar dalam memilih serta bertindak dalam hal apapun karena kita seorang perempuan jangan mau di katakana lemah oleh seorang lelaki. Harus memiliki jiwa pemberani, pantang menyerah dan selalu memiliki cita-cita walaupun badai menghalang perjalanan hidupnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini