Mandalapos.co.id, Buton Tengah – Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng) Muhammad Yusup, bakal menjadikan Daerah Kabupaten Buton Tengah sebagai Kota Lobster.
Hal itu ia ungkapkan saat menyampaikan sambutan dalam agenda penandatanganan Berita Acara Hasil Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Kabupaten Buton Tengah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) yang dihadiri Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif (IEK) Kemenparekraf RI Hariyanto, bertempat di aula kantor Bupati, Senin (17/4/2023).
Dalam sambutannya, Pj Bupati memaparkan subsektor unggulan pariwisata Buton Tengah berbasis Koperasi dan UMKM salah satunya dengan mengembangkan sektor perikanan dalam hal ini Budidaya Lobster yang akan menjadi devisa pendapatan Kabupaten Buton Tengah.
“Inilah salah komitmen yang saya ingin kembangkan dan saya wujudkan dengan menjadikan Kabupaten Buton Tengah sebagai daerah Kota Lobster,” ucapnya.
Lanjut dia menjelaskan, pengembangan budidaya Lobster di Buton Tengah sangat berpotensi karena memiliki sumber daya perairan mendukung tumbuh kembang Lobster. Apalagi didukung dengan harga pasaran yang mencapai Rp 1,3 juta perkilo Lobster mutiara. Sehingga budidaya ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan dan ini juga sudah dilakukan percontohannya.
“Untuk mencapai target, saya akan intruksikan Dinas Pemberdayaan Desa melibatkan 67 desa se-Buton Tengah untuk membuat masing-masing 20 tempat budidaya atau karamba perdesa, sehingga dengan begitu total jumlahnya dapat mencapai 1.340 karamba dengan berisikan 200 ekor Lobster persatu karamba. Maka dengan begitu hasilnya miliaran dan bahkan Triliunan untuk satu kali panen dalam jangka waktu satu tahun dua bulan. Dan ini tidak menutup kemungkinan akan menjadi sektor pendapatan unggulan,” jelasnya.
Lebih jauh Yusup menyampaikan, ucapan terimakasih kepada tim Hasil Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) yang telah memberikan penilaian terhadap Kabupaten Buton Tengah sebagai daerah Kota Kreatif Kriya Tenun.
“Semoga dengan adanya pendatanganan MoU antara Pemda Buteng dan Kemenparekraf dapat memberikan dampak positif dan menghasilkan subsektor yang diproyeksikan menjadi pendorong pengembangan ekonomi kreatif di Buton Tengah,” ucapnya.
Lebih jauh Yusup menyampaikan, potensi di Kabupaten Buton Tengah yang dikenal dengan sebutan Negri 1000 Goa memiliki banyak kekayaan dan surga tersembunyi yang dapat dikembangkan sebagai sektor pariwisata unggulan yang tidak dimiliki daerah lain seperti keindahan Goa, wisata pantai serta memiliki sumber daya perikanan dan pertanian melimpah yakni produksi ikan teri dan jambu mente yang sudah dikenal secara pasaran nasional.
Selain itu juga, terdapat pelaku UMKM yang memproduksi kain tenun yang saat ini sudah dikembangkan oleh Pemda dan sudah dipromosikan sampai keluar negeri tepatnya di Amerika.
Tak hanya itu, budaya kearifan lokal disetiap kecamatan memiliki ciri khas sebagai daya tarik pariwisata yang selalu digelar tiap tahunnya baik itu budaya Kamomose Lakudo, Kande-kandea Talaga Raya, Kasebu Wasilomata, Festival Bongka’a Tau Rumpun Bombonowulu dan Festival Budaya Kande-kandea Tolandona yang saat ini sudah masuk event nusantara Kementerian Pariwisata serta masi banyak lagi budaya yang kental di Kabupaten Buton Tengah.
“Tentunya apa yang menjadi potensi di Kabupaten Buton Tengah masi memiliki banyak kekurangan disegi pendanaan untuk mengembangkanya. Sehingga besar harapan kami sebagai pemerintah daerah dapat didukung pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata untuk dapat membantu dalam pengangaran,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI, Hariyanto, mengatakan, setelah hasil uji petik dari tim Kemenparekraf dan pendatanganan MoU, maka Kabupaten Buton Tengah sudah secara resmi masuk sebagai daerah Kota Kreatif Kriya Tenun yang berbasis kepada tradisi dan daya kreativitas masyarakat lokal melalui pemanfaatan warisan budaya lokal yang turun temurun sejak abad XII.
“Buton Tengah akan bergabung dalam ekonomi kreatif dari 75 daerah kabupaten/kota dan total jumlah daerah 514 se-Indonesia. Nantinya akan masuk berjejaring dengan forum internasional dengan kota kreatif Unesco yang memiliki program kota kreatif,” kata Hariyanto kepada awak media.
Lanjut kata Hariyanto, Buton Tengah memiliki potensi keunikan beda dengan daerah lainnya baik itu subsektor parawisata, kuliner, kearifan lokal budaya dan produk jambu mete dan kerajinan tenun.
“Subsektor Buton Tengah sangat luar biasa selain memiliki kekayaan kemaritiman laut, terdapat kearifan lokal tiap kecamatan dengan budaya yang sangat kental seperti halnya Festival Kande-kandea yang kini masuk sebagai event nusantara Kemenparekraf,” tuturnya.
Terakhir ia menambahkan, seluruh pihak di Buteng sangat mendukung uji petik dan analisis dan pemetaan yang dilakukan oleh tim Kemenparekraf.
“Pemda Buteng sangat siap dengan hadirnya tim penilai Kemenparekraf karena disini pihak-pihak dari pariwisatanya sangat proaktif dan terus berkomunikasi dengan Kementerian Parawisata dan ini menjadi nilai tambah dari kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara,” pungkasnya.
Laporan : Ahmad Subarjo