Mandalapos.co.id, Anambas — Di balik gegap gempitanya hari spesial HUT ke-15 Kabupaten Kepulauan Anambas hari ini, 24 Juni 2023. Terjadi konflik nelayan di beberapa desa di Kecamatan Siantan Selatan.
Berdasarkaan informasi dihimpun mandalapos, Nelayan Desa Air Bini menutup pintu masuk bagi 4 desa yakni, Desa Mengkait, Telaga Besar, Telaga Kecil, dan Desa Lingai.
Ditutupnya pintu masuk Desa Air Bini bagi 4 desa tersebut, berawal dari konflik pada nelayan yang belum kunjung diselesaikan pemerintah daerah.
Ketua Nelayan Desa Air Bini, Umar Usman, menerangkan, dalam rapat nelayan bagan Desa Air Bini yang digelar di balai kesenian desa pada Jumat (23/6) kemarin. Dimufakati untuk menutup pintu masuk bagi 4 desa tersebut.
Diungkapkannya, aksi tersebut bermula dari rasa kecewa dan kesal atas ucapan oknum nelayan dari Desa Mengkait.
“Jadi ada bahasa nelayan Mengkait ke nelayan bagan kami, katanya dia kalau mau kerja di daerah sini (Mengkait) bisa dan boleh, cuman hati hati saja,” ucap Umar.
Kata ‘hati-hati’ ini sebut Umar sangat luas artinya. Bahkan dirinya menilai kata ‘hati-hati tersebut merupakan sebuah ancaman.
“Oknum nelayan itu pakai bahasa kampung, kata hati-hati itu bagi kami sebagai ancaman,” ujarnya.
“Jadi kami akan tutup pintu masuk ke Desa Air Bini bagi desa-desa itu untuk masuk ke Air Bini dalam segi urusan apapun,” tegasnya.
Ditanya mengapa Desa Telaga Besar, Telaga Kecil, dan Lingai ikut dilarang masuk ke Desa Air Bini. Umar mengungkapkan bahwa sebelumnya nelayan Desa Air Bini juga ditolak bekerja di perairan desa-desa tersebut.
“Sebelum itu untuk masuk ke sana pun kami tak diperbolehkan juga sebelum itu. Apakah laut bisa dikapling? apa ada aturan dari pemerintah soal wilayah tangkap desa? kan tak ada,” ucapnya kesal.
Menurut Umar, saat ini pihaknya masih menunggu respon atas permasalahan tersebut baik dari Pemkab Anambas maupun Pemprov Kepri.
“Ketua HNSI juga minta kita bersabar, mereka akan turun. Tetapi sementara ini kami akan tetap tutup pintu masuk Desa Air Bini bagi desa itu sebelum ada penyelesaian dari pemerintah,” tegasnya lagi.
Umar pun berharap agar pemerintah daerah segera mengurus permasalahan nelayan yang terjadi di desa. Pasalnya, hal ini sudah berlarut-larut dan terkesan dibiarkan.
“Sudah sebulan kami tunggu belum ada penyelesaian,” sebutnya.
Sementara itu tokoh pemuda yang Juga Ketua Karang Taruna Desa Air Bini, Syaipul, berharap pemerintah secepat mungkin menyelesaikan konflik nelayan tersebut, mengingat masalah ini sudah lama terjadi.
Dia pun meminta agar nelayan Desa Air Bini tetap menjaga hubungan baik dengan nelayan-nelayan lainnya.
“Jangan sampai bertindak anarkis hingga nanti terjerat hukum,” pesannya.
Hingga berita ini diterbitkan, mandalapos masih berupaya mengkonfirmasi Kepala Desa Air Bini dan Camat Siantan Selatan. **
*YAHYA