Mandalapos.co.id, Anambas – Harapan masih tersirat di diri Arif Eko Wahyudi, sang Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Anambas. Di balik keterbatasan sekolah yang dipimpinnya, Arif masih berupaya mendidik putera puteri daerah Kabupaten Kepulauan Anambas dengan daya dan upaya seadanya.
Kekurangan tenaga pendidik atau guru, masih menjadi permasalahan klasik yang dialami oleh sejumlah sekolah di wilayah perbatasan negeri, SMKN 4 Anambas salah satunya.
Sejak beroperasi mulai tahun 2017 silam, sekolah yang terletak di Jalan Husni Tamrin Harung Hijau, Desa Tiangau, Kabupaten Kepulauan Anambas ini, masih mengalami kendala berupa kekurangan tenaga pengajar. Meski terjadi pengambilalihan urusan dan kewenangan soal sekolah SMK dan SMA sederajat dari Kabupaten ke Provinsi, namun permasalahan kebutuhan guru ternyata belum bisa teratasi.
“Kalau kami diminta mencari guru lokal, guru di sini masih sangat terbatas. Karena guru vokasional ini kan jarang khususnya jurusan permodelan dan informasi bangunan (PIB). Masing-masing jurusan itu sudah ada 1, tapi kami butuh per-jurusan itu 5 guru,” terang Arif ditemui mandalapos, Selasa (4/6) di SMKN 4 Anambas.
Arif pun mengaku, setiap tahun selalu mengajukan data kebutuhan guru kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kepri.
“Provinsi itu ada minta data kebutuhan guru tiap tahun, kami pasti ngirim sesuai kebutuhan. Setau saya 2 tahun ini dari P3K atau CPNS selalu ada yang ikut, tapi tak lulus, ga pernh lulus pasing grade,” sebutnya.
Diungkapkan Arif, persoalan ternyata tak hanya terkait kebutuhan guru saja. Saat ini, terdapat SMK lainnya di Kepulauan Anambas yang ikut membuat jurusan sama dengan SMK 4 Anambas.
“Padahal sebetulnya SMK di Anambas ini dibuat berdasarkan masing-masing kejuruan, SMK 1 kan jurusannya pariwisata dan perkantoran, SMK 2 perikanan dan kelautan, SMK 3 peternakan dan perkebunan, sedangkan yang teknik itu kami, tapi sekarang SMK 3 dapat izin membuka jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) akhirnya siswa ambil sekolah yang dekat. Kalau tak salah SMK 1 buka multimedia juga,” bebernya.
Kendati demikian, Arif sebenarnya tidak keberatan jika SMK lainnya di Kepulauan Anambas membuka jurusan yang sama dengan SMKN 4. Namun, ia menilai hal ini akan memunculkan masalah baru soal kebutuhan guru.
“Pemenuhan guru yang lama aja belum terpenuhi, ditambah lagi dengan pembukaan jurusan baru yang dimana membutuhkan guru sesuai kebutuhan,” ujarnya.
“Kami ingin sampaikan untuk Pemprov Kepri tolong lebih perhatikan kami di SMKN 4, karena kami di sini sangat membutuhkan tenaga pendidik atau guru, khususnya guru kompetensi keahlian. Untuk Pemerintah Kabupaten Anambas juga jangan anak tirikan kami, karena yang kami didik di sini putra dan putri daerah Anambas, tak ada dari kabupaten lain,” ucapnya.
Arif juga menyampaikan kebingungannya terkait pengajuan bantuan ke kabupaten melalui dinas pendidikan, maupun melalui aspirasi DPRD Kabupaten Anambas. Menurutnya, baik disdik maupun wakil rakyat di kabupaten, tidak berani memberikan bantuan kepada SMKN 4 dikarenakan sekolah SMK berada di bawah naungan pemerintah provinsi.
Sedangkan disebutkan Arif, pemerintah provinsi bisa membantu sekolah – sekolah seperti SD dan SMP yang notabenenya di bawah naungan pemerintah kabupaten.
“Kami pun bingung, kalau provinsi bisa membantu hibah SD atau SMP, tapi kenapa kabupaten tidak bisa memberikan bantuan hibah kepada sekolah di bawah naungan provinsi. Harusnya kan kalau provinsi bisa beri hibah, kabupaten juga bisa. Itu yang kami harapkan, karena kabupaten yang lebih tau keadaan kami di sini, sedangkan provinsi ini kan jangkauanya lebih luas,” tuturnya.
Arif pun berharap, persoalan tenaga pendidik di SMKN 4 Anambas akan menemui jalan keluar. Dengan demikian pelayanan pendidikan terhadap putera – puteri daerah seperti dari Desa Tiangau, Terap, maupun Tarempa dapat lebih maksimal.
Lebih jauh Arif bercerita, perhatian sekolah terhadap lulusan – lulusannya baru sebatas memberikan informasi universitas yang bekerjasama dengan pihaknya melalui program beasiswa. Memang, Arif juga merekomendasikan kepada muridnya untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Hal ini mengingat di Kabupaten Kepulauan Anambas masih minim sekali lapangan pekerjaan maupun dunia usaha, yang menyerap tenaga kerja dari lulusan SMK sesuai dengan kejuruannya.*
*YAHYA