Mandalapos.co.id, Indramayu- Pipa minyak milik Pertamina EP yang membentang di Desa Rajaiyang, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, mengalami kebocoran pada 2 Agustus 2021 kemarin. Akibatnya, tanaman padi milik petani yang berada di sekitar pipa menjadi menghitam.
Seorang petani setempat yang merasakan dampak bocornya pipa minyak itu, Ismail (40), menjelaskan tetesan minyak dari pipa Pertamina yang bocor telah menyebabkan tanaman padi miliknya di lahan seluas tujuh meter persegi menjadi mati. Tanaman padinya berwarna hitam pekat.
‘’Selain ke tanaman, bocoran minyak juga banyak yang merembes ke tanah. Otomatis itu akan membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi terganggu bahkan bisa gagal panen,’’ kata Ismail, Kamis (5/8), sambil menunjukan sawahnya yang terkena minyak kepada awak media.
Ismail berharap, ada ganti rugi yang sepadan dari pihak Pertamina terhadap tanaman padi miliknya yang kini mati. Apalagi, kesuburan tanah di areal sawahnya juga berkurang karena minyak yang merembes ke dalam tanah.
Ismail menambahkan, peristiwa bocoran pipa milik Pertamina kali ini bukan merupakan yang pertama. Dia berharap, hal tersebut tidak terulang lagi karena akan berdampak pada tanaman padi miliknya maupun petani lainnya.
Ismail pun telah melaporkan kebocoran pipa tersebut ke Polsek Terisi. Petugas kepolisian yang menerima laporan itu kemudian berkoordinasi dengan pihak Pertamina EP.
Sementara itu, pihak Pertamina EP yang mendapat laporan adanya kebocoran pada pipa transfer minyak di Desa Rajaiyang, langsung melakukan penanganan dengan menutup titik kebocoran dan membersihkan area yang terdampak.
Adapun pipa tersebut berfungsi mentransfer minyak dari sumur Stasiun Pengumpul (SP) TGB 1 menuju menuju Stasiun Pengumpul Utama (SPU) Cemara. Pipa itu melintasi area persawahan.
‘’Saat ini titik kebocoran sudah berhasil ditutup dan aliran minyak kembali normal dengan kembali dioperasikannya pompa transfer,’’ kata Senior Manager Relations Pertamina EP, Agus Suprijanto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8) kemarin.
Agus mengungkapkan, untuk proses pembersihan akibat kebocoran pipa itu, hingga saat ini terus berlangsung secara intensif. Kegiatan itu di bawah komando tim Produksi Onshore selaku On Scene Commander.
‘’Alhamdulillah proses bisa berjalan cepat dengan dukungan dari para petani sekitar,’’ cetus Agus.
Agus menyatakan, Pertamina EP akan terus memonitor kondisi pipa dan memastikan tingkat keamanan sesuai dengan prosedur safety. Pendataan area sawah yang terdampak juga akan dilakukan dengan melibatkan penggarap lahan beserta pemerintah desa setempat.
‘’Bagi Pertamina EP, keselamatan dan lingkungan merupakan prioritas utama pada setiap kegiatan operasional. Kami juga memiliki standar prosedur penanganan dalam menjaga kehandalan fasilitas, sehingga dampak yang timbul dapat diminimalkan,’’ tandas Agus.
Laporan : Resman.S