Mandalapos.co.id, Anambas – Rasa sedih para pejuang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas, terselip di balik kegembiraan masyarakat menyambut Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Anambas ke-16. Hal tersebut dilatari dari pernyataan Bupati Kepulauan Anambas yang menyinggung soal makna perjuangan.
Pernyataan yang kini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Anambas ini, disampaikan Abdul Haris dalam rapat paripurna DPRD memperingati HUT Kabupaten Kepulauan Anambas ke-16 pada Senin, 24 Juni 2024.
“ Ini yang sebenarnya yang hakiki, yang namanya berjuang bersama, bukan berjuang bersama melihat kelemahan, kesalahan, dan lain sebagainya, itu bukan perjuangan kalau menurut saya. Perjuangan itu tak ada pamrih, tidak ada ukur-ukur, tidak ada jasa-jasa yang harus dikembalikan, tidak!” tutur Bupati Abdul Haris, dikutip dari potongan video Diskominfotik Anambas yang telah beredar di medsos.
“Perjuangan itu memang rela dan sukarela, itulah yang namanya pejuang, hanya Allah yang bisa memberikan dengan amal-amal yang sesuai dengan nilai dari mata Allah, itu yang namanya pejuang. Kalau orang pejuang minta minta, itu bukan pejuang menurut saya pak!. Itu hanya alasan saja, menurut saya itu bukan pejuang, pejuang itu kalau kita lihat 1945 ada sampai hari ini anak cucunya minta ?, tidak ada, semua orang Ikhlas, hanya Allah yang bisa memberikan, karena kita semau di sini (pasti) mati, akan menghadap Allah semua, tinggal tunggu waktu kapan saja, maka di sanalah kita akan menerimakan semua kebaikan di muka bumi ini, itu yang sesungguhnya, maka di kesempatan ini berbuatlah yang terbaik sebagai catatan kita di akhirat nanti,” tutur Haris.
Menanggapi pernyataan Bupati Abdul Haris yang kini menjadi kontroversi di tengah masyarakat, Sekretaris Badan Penyelaras Pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas (BP2KKA) Wan Saros, mengatakan, pernyataan Bupati Anambas Abdul Haris itu merupakan tanggapan dari pidato dirinya.
Wan Saros menilai, sejatinya pejuang itu memang tidak perlu meminta-minta, tetapi harus diperhatikan, dirangkul, disayangi, diajak ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat bersama-sama.
“Kan itu sebenarnya yang diinginkan oleh pejuang, karena tak mungkin pejuang meninggalkan hasil perjuangannya begitu saja, dia harus perhatikan, makanya BP2KKA itu sudah selesai, tetapi badan penyelaras pembangunannya belum selesai sampai kapanpun,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Wan Saros, dalam konteks negara, para pejuang era kemerdekaan juga dirangkul dalam wadah veteran, menurutnya itulah bentuk perhatian Pemerintah.
Wan Saros pun mengakui banyak pejuang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas yang merasa sedih dengan penyampaian Bupati Abdul Haris.
“Para pejuang tentu merasa sedih, banyak yang telpon saya dan WA, pak bupati sebagai pemimpin dan orang tua tak bijak berbalas pantun di podium itu, kritik saran dari kita kan karena kita sayang sama daerah ini. Harusnya berterimakasih, karena masih ada yang mau memberi kritik dan saran, kalau diam semua makin parah lah rakyat,” ujarnya.
Kendati demikian, Wan Saros mengembalikan sepenuhnya kepada tanggapan masyarakat atas pernyataan dari Bupati Abdul Haris.
“Karena yang merasakan seluruh pejuang, dan pejuang itu masyarakat, karena Kepulauan Anambas diperjuangkan oleh seluruh masyarakat kala itu. Kata-kata itu berasa nyaman atau tidak, kata kata itu merangkut atau memukul, tergantung penafsiran masyarakat sebagai pejuang,” sebutnya.
Wan Saros pun memastikan, BP2KKA akan terus mengawal dan menyelaraskan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kepulauan Anambas.
“Kita harap pilkada ini bisa menyaring pemimpin terbaik untuk Kepulauan Anambas, dengan proses yang demokratis, aman, luberjurdil, dan tanpa intimidasi. Sehingga terpilih pemimpin yang benar-benar diharapkan masyarakat, sesuai cita-cita kita memperjuangkan Anambas demi kesejahteraan masyarakat,” harapnya.
“BP2KKA akan mengawal calon-calon yang mendaftar ke KPU, kita akan kawal seperti apa visi-misi dan karakter kepemimpinannya,” pungkasnya.*
*YAHYA